8 Profesi yang Tetap Pergi Mencari Nafkah Saat Kamu Bekerja Di Rumah

SIARAN PERS, JAKARTA — Situasi lalu lintas di jalanan ibukota tampak lengang. Jauh dari kemacetan seperti biasanya. Kondisi tersebut merupakan dapak dari merebaknya Virus Corona (Covid-19) di negeri tercinta. Sehingga pemerintah memberikan himbauan untuk masyarakat dapat beraktivitas dan bekerja dari rumah. 

Kondisi tersebut diberlakukan demi mencegah meluasnya persebaran virus Corona. Dari mulai sekolah hingga perkantoran, dianjurkan beraktivitas di rumah. Kegiatan yang mengumpulkan orang banyak pun di batalkan atau ditunda. Namun, di balik fenomena tersebut, masih banyak saudara kita yang mengharuskan tetap keluar rumah, pergi mencari nafkah. Berikut, 8 profesi yang tetap mencari nafkah saat yang lain bekerja di rumah:

1. Petugas Medis
Mereka menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus Corona. Pekerjaannya juga tak dapat dilaksanakan atau dikerjakan secara remote dari jarak jauh. Baik yang menjalankan tugas sebagai driver ambulans, perawat, petugas laboratorium, apoteker hingga dokter yang harus memastikan kondisi kesehatan pasiennya secara langsung. Para petugas medis juga menjadi kelompok paling rentan terpapar Corona. 

2. Security
Sebagai penjaga keamanan suatu tempat, meskipun sudah di era teknologi dengan adanya CCTV, namun profesinya tetap menuntut kehadirannya di lokasi kerja. Walaupun pekerja lain di kantornya tengah bekerja dari rumah, ia tetap hadir untuk memastikan kondisi lingkungan perkantoran tempatnya bekerja aman terkendali. 

3. Petugas Kebersihan
Menjaga kebersihan lingkungan dan kota, menjadi tanggung jawabnya. Terjun langsung di jalanan, menjadi aktivitas keseharian. Mengingat profesinya tak dapat dikerjakan dari jarak jauh tentunya. Hadir di lapangan menjadi pilihan, untuk para petugas kebersihan menuntaskan kerjanya. 

4. Petugas Transportasi Publik
Meskipun sebagian masyarakat tengah bekerja dari rumah, namun pelayanan transportasi publik harus tetap beroperasi. Mengingat kebutuhan transportasi masih banyak dinanti masyarakat. Terjangkaunya ongkos, menjadi alasan utama masyarakat menggunakan transportasi publik. Di balik operasional tersebut, ada para pekerja yang tetap siaga melayani. Dari pengemudi, asisten pengemudi, petugas tiket, dan masih banyak petugas lainnya di balik transportasi publik.

Dalam pandangan mata, petugas-petugas tersebut, masih ada yang tak mengenakan masker maupun menjaga kebersihan tangan dengan hand sanitizer. Padahal masker dapat menjadi pertahanan diri minimal yang harus mereka kenakan.

5. Pedagang Kaki Lima
Kegemaran masyarakat, terutama para pekerja kantoran dalam menyantap hidangan di kaki lima tak terelakkan lagi. Selain murah, banyak pedagang kaki lima menjajakan dagangannya dengan rasa khas. Akses yang dekat untuk mendapatkan kebutuhan juga menjadi pertimbangan. Namun, adanya kabar virus Corona, para pedagang kaki lima dihadapkan dengan kondisi berjualan yang lesu. Pendapatannya tak sebanyak saat kondisi normal. Bahkan keseharian bisa hanya berpenghasilan 1/3 hingga 1/2 dari biasanya. Untuk tetap menggerakkan ekonomi keluarga, mereka tetap berjualan. Meskipun kondisi sedang tidak aman dengan teror virus Corona. 

6. Jurnalis
Sejumlah kondisi menuntut para jurnalis hadir langsung di lapangan untuk menghimpun informasi, sebelum diwartakan. Pengambilan gambar, liputan langsung hingga mendekat ke lokasi dengan kerentanan penyebaran virus Corona tak terhindarkan. Pusat-pusat keramaian juga kerap menjadi tujuan menghimpun berita. Kerja keras dengan resiko tinggi mereka jalani, demo terus hadirnya di dahadapan kita akan sebuah informasi. 

7. Ojek Online
Profesi yang akhir-akhir ini menjadi favorit masyarakat turut terimbas oleh Corona. Mulai dari tidak ada aktivitas di sejumlah perkantoran dan kekhawatiran masyarakat, mengakibatkan penurunan omset mereka. Bagi mereka yang rajin, sering kali mendapat ganjaran bonus di akhir hari, kini hanya isapan jari. Untuk sekedar bekal buat kehidupan sehari-hari bersama keluarga saja sudah bersyukur luar biasa. 

Seperti halnya pengakuan Darmadi (47). Di kondisi normal rata-rata ia menyelesaikan 20 orderan di aplikasi ojek onlinennya. Namun dalam kewaspadaan Corona, sehari bisa menyelesaikan 10 orderan saja sudah prestasi. Bahkan pria yang sudah menekuni profesi ojek online sejak 3 tahun lalu, pada hari ini, Kamis (19/3/2020), baru mendapatkan 4 orderan. 

8. Relawan Kemanusiaan
Mengambil pilihan untuk menerjunkan diri sebagai relawan adalah panggilan jiwa. Di bawah bayang-bayang Corona, relawan menjadi penguat gerakan kebaikan. Entah mereka yang merelawankan diri di bidang medis maupun yang membantu menjaga sterilisasi fasilitas umum dengan penyemprotan disinfektan. Tentu mobilitasnya tak terbayangkan. Harus berpindah dari lokasi satu ke lokasi yang lain, menjadikan mereka rentan akan penularan Corona. Namun mereka tetap hadir, menjaga kondisi dan berupaya menekan angka persebaran Corona di negeri tercinta. 

Nah, itu tadi 8 profesi yang tetap bekerja mencari nafkah di saat sebagian besar masyarakat bekerja di rumah. Namun, tak banyak dari mereka yang bekerja dengan pengamanan atau alat pelindung diri yang standar. Bahkan sekedar masker maupun hand sanitizer saja, mereka tak mengenakan. Padahal banyak interaksi di luar yang penuh kerentanan. Kini saatnya kita bergerak bersama Dompet Dhuafa, untuk menjaga semangat dan kesehatan para pejuang keluarga. Anda dapat menjadi bagian dari gerakan kebaikan tersebut melalui donasi ke Rekening BCA 237.300.4723 atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)