Ajak Belanja Anak-anak Yatim Akibat Covid-19

TANGERANG — Tidak semua anak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, seperti halnya anak yatim/piatu. Menjadi yatim bukan sebuah keinginan atau pun pilihan setiap orang. Meski begitu, kehadiran anak-anak yatim di tengah masyarakat menjadi sebuah ladang amal yang sangat luas, terutama bagi kalangan umat Islam. Syariat memuliakan anak yatim banyak didapat dalam al-Quran maupun Hadits.

Sebagai lembaga filantrofi Islam, Dompet Dhuafa berupaya memuliakan anak-anak yatim dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengajak mereka berbelanja di mall-mall. Pada rangkaian peringatan lebaran anak yatim 10 Muharram 1443, Dompet Dhuafa mengajak 43 anak yatim di Jabodetabek untuk berbelanja di pusat perbelanjaan terdekat. Mereka tersebar di Depok, Bekasi, Jakarta Timur, Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta Selatan, dan Bogor.

Di Tangerang, tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa mengajak 4 (empat) anak yatim berbelanja di Ramayana Plaza Robinson Tangerang, Minggu (22/8/2021). Keempat anak tersebut menjadi yatim karena ditinggal ayah mereka akibat Covid-19.

Tim LPM Dompet Dhuafa, Priyanto Saputro mengatakan, “Kami menyasar anak-anak yatim akibat Covid-19. Melalui koordinasi dengan mitra setempat, selain mereka adalah anak yatim karena Covid-19, mereka juga merupakan para penyintas banjir di kawasan langganan banjir, yaitu Perumahan Total Persada”.

Untuk teknisnya, Priyanto menyampaikan kepada para pendamping anak untuk membebaskan anak-anak belanja apa saja yang diinginkan dengan batas senilai Rp300.000. Selain itu, Priyanto akan memberikan santunan uang tunai sebesar Rp200.000 ketika akan pulang.

“Jadi totalnya senilai Rp500.000 yang didapat oleh masing-masing anak,” terangnya.

Salah satu dari mereka, Efril (7), membeli buku-buku komik, mobil mainan, makanan-makanan ringan, dan barang-barang lainnya. Efril mengatakan, dirinya membeli komik untuk diberikan kepada kakaknya yang gemar membaca komik. Selain itu, ia mengaku membeli mobil mainan untuk berbagi bermain dengan adik dan saudaranya.

“Aku beli komik untuk abang, supaya tidak download terus,” terangnya kepada tim Dompet Dhuafa.

Berbeda dengan Abdul Aziz (10). Ia memilih untuk membeli buku dan peralatan tulis. Menurutnya, meski saat ini pembelajaran sekolah dilakukan secara daring, namun ia ingin segera melakukan pembelajaran secara tatap muka. Peralatan tulis yang dibelinya untuk persiapan suatu saat sekolah kembali normal secara tatap muka.

Selain itu, ia juga membelikan beberapa makanan dan jajanan untuk ibunya dan saudara-saudaranya.

“Kata ibu mending buat beli buku-buku. Supaya pas sudah masuk sekolah biasa, sudah punya peralatan tulis,” ucapnya.

Anak lainnya, Alifah Faranisa Asni (7), memilih berbelanja boneka, mainan-mainan, dan jananan. Ia memilih boneka dan mainan supaya bisa mengajak teman-temannya bermain bersama.

“Pengen jadi dokter. Beli boneka buat main dokter-dokteran sama temen-temen,” sebutnya kepada Priyanto.

Berbeda dengan Syahrul Gunawan (17). Ia memilih untuk  membeli hanya satu barang saja yaitu sepatu. Alasannya, di rumah ia hanya memiliki satu sepatu untuk segala aktifitas. Dengan dibelinya satu pasang sepatu lagi, ia dapat bergantian memakai sepatu apabila sepatu yang satu sedang dicuci.

“Di rumah punya satu. Saya beli sepatu biar bisa gantian kalau lagi dicuci,” terangnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)