Berangsur Pembelajaran Tatap Muka Dibuka, LPI Gelar ToT Gerakan Kembali Sehat Bersekolah

BOGOR — Secara bertahap, sejumlah daerah sudah mulai membuka pembelajaran tatap muka (PTM).  Hal tersebut mengingat kasus pemaparan Covid-19 kian menurun. Di samping itu, banyak masyarakat yang sudah melakukan vaksin. Meski begitu, masyarakat tak boleh lengah. Segala kegiatan yang mengandung interaksi sosial harus secara ketat diterapkan protokol kesehatan. Oleh itu, Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa menggelar acara Training of Trainer (ToT) ”Gerakan Kembali Sehat Bersekolah”. Sebanyak 100 (seratus) trainer dari berbagai wilayah di Nusantara turut antusias mengikuti acara ini sejak 3-10 Oktober 2021 nanti.

Gerakan kolaborasi antara Sekolah Guru Indonesia (SGI) dan Sekolah Literasi Indonesia (SLI) ini bertujuan meningkatkan kepedulian guru dan warga sekolah lainnya akan pentingnya PTM yang sesuai protokol kesehatan, membekali guru dan siswa tentang Covid-19 dan pencegahannya, membekali guru menyiapkan kelas dan proses pembelajaran yang menyenangkan sebagai mental healing bagi siswa dan guru. ToT ini diadakan dalam 4 sesi selama 8 (delapan) hari, dimulai dengan sosialisasi Gerakan Kembali Sehat Bersekolah yang dipaparkan oleh Asep Ihsanudi, Ketua Sekolah Guru Indonesia, secara daring.

Asep Ihsanudin mengatakan, ”Sekolah sudah lama tertutup akibat pandemi., orangtua takut anaknya ke sekolah, hingga terjadilah learning loss. Maka kita harus mempersiapkan bagaimana anak-anak bisa belajar mandiri. Jadi peran kita untuk membangun kesadaran semua stakeholder untuk siap kembali ke sekolah. Maka adanya Gerakan Kembali Sehat Bersekolah, harapan kami setiap trainer menyebarkan minimal ke 20 orang. Dengan 100 trainer makan akan ada 2000 guru yang akan tergabung dalam gerakan kita.”

Pada sesi 1, dibahas juga materi tentang “Membangun Paradigma Kelas Sehat”. Materi ini disampaikan oleh Andi Ahmadi, konsultan dan trainer SLI. Menurutnya, bukan hanya tetang fasilitas jika berbicara kelas sehat. Setidaknya ada 4 (empat) faktor yang perlu diperhatikan; faktor wilayah, prilaku, fasilitas dan bawaan. Kelas sehat dapat diartikan sebagai suatu unit kerja yang menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang kreatif dengan cara menciptakan keadaan sempurna baik secara fisik, mental, dan juga sosial untuk mencapai suatu tujuan.

Pada sesi 2, Ayu Sukmayani, seorang Trainer Sekolah Guru Indonesia menyampaikan materi ”Mewujdkan Kelas Sehat Melalui Pembelajaran Kolaboratif”. Pada pemaparannya, ia mengatakan, ada 4 (empat) hal untuk mewujudkan kelas sehat melalui pembelajaran kolaboratif, yaitu Kelas Sesuai Protokol Kesehatan, Anlisis Diagnogsis, Budaya Positif Warga Kelas, dan Pembelajaran Kolaboratif.

“Ada 4 yang bisa dilakukan dalam mewujudkan kelas sehat melalui pembelajaran kolaboratif; menata kelas sesuai dengan protokol kesehatan, melakukan anlisis diagnogsis, membangun budaya positif warga kelas, menerapkan pembelajaran kolaboratif,” ujarnya.

Setiap materi yang para trainer dapatkan nantinya akan diseminasikan di wilayah masing-masing baik secara daring maupun luring bagi daerah yang bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Usai pembekalan ToT ini, rencananya Launching Gerakan Kembali Sehat Bersekolah akan dilaksanakan secara daring pada tanggal 16 Oktober 2021 dengan target 2000 guru tergabung dalam gerakan ini. (Dompet Dhuafa / LPI / Muthohar)