Corona, Bikin Usaha Kelas Menengah Ke Bawah Terjun Bebas

SIARAN PERS, JAKARTA — Dampak wabah Virus Corona (Covid-19), semakin meluas. Imbasnya tak hanya terasa dengan kekhawatiran masyarakat dan panic buying. Tetapi di level ekonomi menengah kebawah, dampak finansial begitu terasa. Sepinya pembeli, lapak yang tutup karena perkantoran dan sekolah tidak ada aktivitas maupun sepinya penumpang bagi para pencari nafkah di jalur ojek atau taksi online.

Sepinya jalanan Jakarta yang jauh dari biasanya, menjadi penanda pertama dampak Corona. Pedagang kaki lima yang biasa mangkal, kini tak bisa menggantungkan roda ekonominya di sana saja. Keliling menjadi jawabnya. Tapi tak sedikit pula yang memutuskan tutup saja, dengan bergantung di sisa tabungan.

"Sejak sekolah libur, mau tidak mau keliling. Mengandalkan para pekerja kantoran yang masih masuk. Kondisi begini, penghasilan jelas turun drastis. Tapi ya mau gimana lagi, jualan harus tetap jalan, biarpun hasilnya sedikit, lumayan buat sambungan hidup," ucap Tami, pedagang es asal Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Kisah tersebut juga dialami Darmadi (47). Di kondisi normal rata-rata ia bisa menyelesaikan 20 orderan di aplikasi ojek onlinennya. Namun dalam kewaspadaan Corona, sehari bisa menyelesaikan 10 orderan saja sudah prestasi. Bahkan pria yang sudah menekuni profesi ojek online sejak 3 tahun lalu, pada Kamis (19/3/2020) sore, baru mendapatkan 4 orderan.

Tak hanya di ibukota saja. Dampak secara ekonomi juga meluas di wilayah lain di Indonesia. Di Serang, Banten, ada Saepudin (31), penerima manfaat Warung Sembako Insan Tangguh Difabel Dompet Dhuafa Banten. Di kondisi sekarang ini, pendapatannya menurun sampai hampir 80%. Adanya anjuran pemerintah untuk di rumah saja bagi masyarakat, menjadikan warungnya sepi. Padahal, warung tersebut menjadi pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Kemudian kisah Hayati, penerima manfaat Beauty Class Dompet Dhuafa, yang kini menekuni usaha tata rias, turut menanggung dampak ekonomi dari wabah Corona. Ia harus menerima kenyataan bahwa banyak orderan cancel, lantaran pelarangan adanya acara yang mengumpulkan banyak massa.

"Dengan kondisi ini, banyak acara yang di dalamnya menggunakan jasa rias saya, dibatalkan oleh penyelenggara. Omset jelas menurun juga, ada kalau turunnya 60% dibanding kondisi normal seperti biasanya. Terpaksa untuk beberapa kebutuhan, menumpang dengan keluarga yang lain," cerita Hayati, kepada tim Dompet Dhuafa.

Di peliknya problematika di negeri ini, selain masalah di sektor kesehatan, perekonomian kelas menengah ke bawah juga butuh perhatian. Geliat perekonomian keluarga mereka, sangat tergantung dari kehidupan di sekitarnya.

"Selain turut mendukung kerja di sektor kesehatan untuk mencegah dan menangkal persebaran Corona. Di sisi lain, kita juga perlu memikirkan kelangsungan perekonomian pelaku usaha kecil dan menengah. Sehingga mereka bisa terus memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya," tutur Bambang Suherman, selaku Direktur Program Dompet Dhuafa.

Saat Anda semua dapat bekerja dari rumah saja, kini Dompet Dhuafa juga mengajak untuk turut memikirkan perekonomian para pelaku usaha menengah ke bawah. Sehingga mereka tetap mampu memenuhi nafkah keluarganya.

Dalam program cegah dan tangkal Corona,  Dompet Dhuafa menggulirkan bantuan APD untuk tenaga medis, instalasi body chamber, suplai suplemen dan makanan sehat untuk tenaga medis, hygiene kit untuk pekerja harian, bantuan logistik atau kebutuhan sehari-hari untuk dhuafa, kemudian juga mengupayaka Rapid test. Kini saatnya kita bergerak bersama untuk Indonesia. Anda dapat menjadi bagian dari gerakan kebaikan tersebut melalui donasi ke Rekening BCA 237.300.4723 atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika. (Dompet Dhuaf/Taufan YN)