Dompet Dhuafa Sulsel Gelar Pelatihan PFA di Sulbar Bersama Yayasan Hadji Kalla dan IMZ

SULAWESI BARAT — Berlangsung pada tanggal 2-3 Oktober 2021, Dompet Dhuafa bersama Yayasan Hadji Kalla dan Inspirasi Melintas Zaman (IMZ) mengadakan pelatihan Psychological First Aid (PFA) kepada sejumlah masyarakat pemerhati kesehatan mental di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. Pelatihan itu diikuti oleh 80 peserta dari berbagai macam latar belakang, di antaranya guru, pegawai, juga mahasiswa.

Manager Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan Yayasan Hadji Kalla, Abdul Hakim, membuka langsung pelatihan tersebut didampingi Kasubag Kepegawaian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rahmat Ahmad, juga tim IMZ Consulting diwakili oleh Riki Wirahmawan, dan menghadirkan Ahli Psikolog, Maya Sita Darlina sebagai Pembicara.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan tentang Psychological First Aid (PFA), sebuah pertolongan pertama pada masalah psikologis dan bagaimana cara memperkuat imun usai terjadi bencana alam.

PIC Teknis Assesment IMZ Consulting, Riki Wirahmawan, mengungkapkan tujuan dari Training PFA ini yaitu untuk memahami cara mengidentifikasi berbagai macam gangguan psikologis yang dialami individu ketika bencana, memahami konsep kerangka kerja dan langkah PFA serta meningkatkan kemampuan teknik pendampingan psikososial di masa respons hingga pemulihan bencana.

“Semoga setiap peserta yang hadir mendapatkan berbagai macam insight dari proses pelatihan ini baik materi hingga relasi, sadar akan begitu dibutuhkan dirinya di tengah masyarakat dalam menyikapi kondisi alam yang tidak terprediksi, mampu memahami dengan baik dan terampil secara sistematis dan profesional dalam menangani efek psikososial penyintas sehingga siap untuk diterjunkan ke lapangan,” tuturnya.

Untuk diketahui, PFA merupakan dukungan praktis layaknya kotak obat darurat yang bisa digunakan non profesional untuk membantu menenangkan emosional sementara dalam penanganan korban pasca bencana sebelum menuju ke tahap lanjutan yang harus ditangani oleh tenaga profesional yaitu psikolog dan psikiatri.

Dalam tahap pelatihan pertolongan pertama pada psikologi ini, para peserta diberi bekal landasan PFA yang meliputi pengamatan situasi keamanan, gejala serta bantuan yang dibutuhkan korban serta melakukan pendekatan sebagai pendengar aktif untuk membantu korban menenangkan diri dan kemudian nantinya akan menghubungkan korban ke tenaga profesional sesuai kebutuhannya.

“Program PFA adalah salah satu program yang penting untuk dilaksanakan pasca bencana alam. Oleh karena itu kita butuh lebih banyak orang yang terlibat dalam intervensi ini,” jelas Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel, Rahmat Hidayat. (Dompet Dhuafa / Sulsel)