Zakat di Akhir Ramadhan, Ikhtiar Birhamsyah Dapatkan Lailatul Qadar (Bagian Satu)

SIARAN PERS, DEPOK — Langit cerah, nampak hanya sedikit awan menyerebak, tak mampu membendung kilau bulan di langit Cinere, Depok, Jawa Barat. Angin yang berhembus lembut, tidak memberikan efek dingin sama sekali, sejuk, begitu lebih tepatnya. Tim jemput zakat Dompet Dhuafa bergegas menuju salah satu rumah Muzaki yang hendak menunaikan zakatnya di penghujung bulan Ramadhan yang tinggal menghitung hari.

“Jam setengah 10 malam ya pak, selepas kami tarawih,” begitu ucap Birhamsyah (54) dalam pesan eletroniknya kepada petugas jemput zakat Dompet Dhuafa. 

Ramadhan hampir usai, tapi tidak menyusutkan semangat Birhamsyah untuk memburu keberkahannya. Sepuluh malam terakhir selalu ia habiskan dengan berzakat. Bukan tanpa motivasi, karena di sepuluh malam itulah tersembunyi malam yang istimewa, Lailatul Qadar. Begitu cara Birhamsyah mengiktiarkan hartanya untuk dapatkan keberkahan satu malam istimewa.

Waktu menunjukan pukul 21.15 WIB, petugas telah sampai di rumah Birhamsyah, di daerah Cinere, Depok. Pria 54 tahun itu, rupanya masih melanjutkan ibadah tarawihnya. 

“Silahkan diminum pak,” seru salah satu asisten rumah tangga, menjamu petugas Jemput Zakat Dompet Dhuafa dengan dua cangkir teh hangat. 

Satu-dua teguk teh, memberikan kehangatan di teras rumah. Birhamsyah keluar dengan masih mengenakan sarung, sangat sederhana. Dibalik megah rumahnya, sosok Birhamsyah tak nampak beda jauh dengan kebanyakan orang. Ramah, dan murah senyum, tak ragu menyapa siapapun. Dua kartu debit ATM ia keluarkan, rupanya ia sudah tak sabar untuk segera menunaikan kewajiban berzakatnya.

Sejurus kemudian, uang sejumlah Rp 25.000.000,- telah berpindah dari akun rekening pribadi Birhamsyah, ke akun rekening milik umat. Bukan uang yang sedikit, namun itu sudah menjadi kewajiban bagi seorang Birhamsyah. Sebagian harta yang ia miliki ialah hak semua orang, dan menyalurkannya ke lembaga zakat seperti Dompet Dhuafa adalah salah satu jalannya. Rupanya, ada alasan tersendiri mengapa ia memilih mengamanahkan uang zakatnya ke lembaga zakat Dompet Dhuafa.

“Dulu selagi saya masih muda, pertama kali saya berzakat, langsung saya berikan ke orang-orang yang menurut saya membutuhkan. Saya keliling pakai mobil, dan berhenti semisal saya menemui orang yang menurut saya pantas,” buka Birhamsyah, membuka pengalaman filantropisnya. Beberapa kali ia mneyalurkan zakatnya langsung ke jalan. Namun lama ia menyadari, bahwa tak sepenuhnya ia menyalurkan kepada orang yang tepat. (Dompet Dhuafa/Zul)