Kasirah, Bisa Bantu Suami Karena Mangrove

SIARAN PERS, BREBES — Sudah sejak dipersunting suaminya saat mdua dulu, Kasirah (47) selalu setia membantu mengelola sawah bersama. Tidak banyak yang bisa ia hasilkan dari usahanya tersebut. Hanya cukup menambah bumbu dapur. Kasirah mencari cara untuk berwirausaha. Gayung bersambut, kasirah menjadi salah satu penjual makanan di kawasan wisata mangrove Desa Pandansari. Desa yang sudah lama ia huni, ternyata menyimpan sisi ekonomi selama ini, dan ia baru menyadarinya.

“Dulu di sini cuma ada tambak. Jalan gak ada yang aspal. Tidak pernah kepikiran untuk berjualan seperti ini. Tidak pernah kepikiran bisa ada mangrove di sini,” cerita Kasirah.

Kasirah, merupakan salah satu dari puluhan pedagang yang merasakan keajaiban wisata mangrove Desa Pandansari. Setiap harinya, Kasirah biasa menjual mendoan, aneka hidangan laut hingga aneka minuman. Ratusan wisatawan yang mendatangi kawasan wisata tersebut menjadi target pasar bagi seorang Karsinah. Sembari menghangatkan air, Kasirah berharap ada  wisatawan yang lelah atau skedar haus dan mampir di warungnya.

“Alhamdulillah, sejak ada wisata mangrove, saya mulai jualan. Ternyata sangat bagus antusiasnya. Saya jadi dapat penghasilan tambahan buat suami dan keluarga yang lumayan,” tambah ibu dua anak tersebut.

Bukan hanya sekedar sebagai sabuk daratan, menjaga dari abrasi laut, mangrove memberi manfaat lebih kepada masyarakat di Desa Pandansari, Brebes, Jawa Tengah. Mangrove yang membentang di lahan ratusan hektar, berhasil memancing antusias warga Brebes dan sekitarnya. Ribuan wisatawan bisa datang tiap minggunya. Desa Pandansari yang dulunya daerah antah berantah, mendadak hidup dengan pergerakan ekonomi yang masif. Kasirah salah satunya yang tidak mau terlewat dalam kemajuan desanya. Setiap bulannya, Kasirah bisa mendapatkan penghasilan 1-2 juta rupiah. Jauh lebih besar dari penghasilan sebelumnya. Dari mangrove, dia bisa berjualan, dan bahkan memperkerjakan karyawan di akhir pekan. 

“Kalau Sabtu dan Minggu, saya sampai harus bawa tetangga untuk jadi karyawan dadakan. Karena sangat ramai,” aku Kasirah.

Desa Pandansari ialah salah satu desa wisata mangrove asal Kabupatn Brebes, Jawa Tengah. Media 1990-an, desa tersebut yang merupakan desa nelayan, dilanda abrasi yang parah, sehingga sebagian besar wilayah desa tersebut, menjadi lautan. Sebagian pemuda di desa tersebut pun bergerak untuk merehabilitasi mangrove, agar abrasi tidak berlanjut. Namun ternyata berhasil tidak hanya menyelamatkan lingkungan, ekonomi masyarakat pun ikut bergerak. Karena prestasi tersebut, Desa Pandansari menajdi salah satu peraih Dompet Dhuafa Award pada tahun 2014 lalu. (Dompet Dhuafa/Zul)