Kombinasi Sukuk dan Wakaf Solusi Pembiayaan Infrastuktur Sosial

SIARAN PERS, MALANG, JAWA TIMUR – Pemerintah memberikan dukungan penuh untuk pembangunan infrastuktur sosial melalui pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk Negara. Pembiayaan pembangunan infrastruktur sosial tersebut akan lebih berkembang luas dengan melibatkan lembaga-lembaga keuangan sosial, khususnya pengelola wakaf (nadzir) dan dana sosial Islam lainnya.

Di atas adalah salah satu poin penting dalam Saresehan Ekonomi Syariah bertajuk, "Mencari Format Baru Pembiayaan Infrastruktur Sosial Berbasis Keuangan Islam" yang diselenggarakan Kementerian Keuangan RI bersama Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di kampus Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, pada Kamis (5/3/2020).

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman, mengajak masyarakat dan akademisi bersama pemerintah berpartisipasi membangun infrastruktur sosial melalui investasi dalam sukuk negara.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu, Dwi Irianti, menjelaskan bahwa pemerintah bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) menerbitkan Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS) senilai Rp 50 miliar yang manfaat investasinya untuk membangun Retina Center di RS Ahmad Wardi, Serang, Banten, yang dikelola oleh Dompet Dhuafa.

"Melalui CWLS yang manfaatnya untuk retina center, masyarakat dhuafa akan mendapatkan layanan operasi katarak gratis," ungkap Dwi Irianti.

Chief Communication Officer (CCO) Dompet Dhuafa, Guntur Subagja, mengungkapkan kombinasi pemerintah dengan nadzir wakaf dan lembaga pengelola dana sosial Islam dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempersempit kesenjangan sosial. 

Dompet Dhuafa begitu konsens membangun sumber daya manusia unggul untuk memutus rantai kemiskinan. Diantaranya membangun rumah sakiit untuk dhuafa, pendidikan berkualitas untuk dhuafa, pemberdayaan ekonomi, sarana publiik dan infrastruktur sosial lainnya. "Kini Dompet Dhuafa memiliki 9 rumah sakit yang melayani dhuafa secara gratis, selain memiliki sekolah gratis dan beasiswa," ungkap Guntur Subagja.

Dengan sinergi dan kolaborasi bersama pemerintah, Guntur meyakini peningkatan kesejahteraan masyarakat semakin cepat. "Tugas kita bersama adalah memutus rantai kemiskinan. Apa yang Dompet Dhuafa lakukan harus berdampak luas bagi masyarakat," tambahnya.

Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, M Irfan Sukarna, memaparkan potensi sukuk dan wakaf sangat besar dan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Bank Indonesia mendukung program Kemenkeu dan lembaga-lembaga sosial untuk membangun infrastruktur sosial yang memberikan dampak luas. (Dompet Dhuafa/IST)