Kurban Sapi, Upan Duvan: Allah Menguji Manusia Ketika Kesusahan atau Kelimpahan

SIARAN PERS, JAKARTA — Upan Duvan, salah seorang MUA (Make Up Artist), memberikan donasi untuk pembelian hewan kurban jenis Sapi di kantor Dompet Dhuafa, Pejaten, Jakarta Selatan (20/7/2020). Ia menekuni dunia make up semenjak 10 tahun lalu. Dalam menjalani karir, ia sadar, sebagai Muslim tentunya harus menyisihkan sebagian rezeki kita untuk membantu sesama. Sehingga menurutnya, melakukan donasi dan perbuatan amal bukan hanya sekedar sebuah kewajiban namun sebuah kebiasaan.

Menurutnya lagi, melakukan perbuatan amal bisa dimulai dari wilayah-wilayah terdekat atau lingkungan sekitar. Dengan memulai dari hal yang dekat itu, diharapkan perilaku baik tersebut bisa dicontoh dan disebarluaskan lagi ke masyarakat yang lebih luas. Biasanya juga di momen Idul Adha ini dia selalu memberikan kurban untuk wilayah sekitarnya. Tapi karena sedang dalam pandemi Covid-19, Masjid tempat biasa dia berkurban, memutuskan untuk tidak melakukan penyembelihan kurban.

"Karena persoalan regulasi dan keamanan akhirnya Masjid tersebut memutuskan tidak ada penyembelihan kurban. Kemudian Imam Masjid tersebut menyarankan saya berkurban ke Dompet Dhuafa. Kebetulan saya tinggal di daerah Kebagusan. Jadi cukup dekat dari tempat saya," aku Upan.

"Sang Imam pun bercerita, warga Jakarta sudah biasa memakan daging kurban. Tapi bagaimana dengan mereka-mereka yang berada dipelosok luar Jawa? Apakah mereka mampu menikmati sebagaimana yang dinikmati masyarakat Jakarta? Akhirnya saya memutuskan untuk coba ke Dompet Dhuafa. Kemudian, Alhamdulillah, Dompet Dhuafa melakukan penyembelihan di wilayah-wilayah terpencil luar Jawa," lanjutnya.

Dia membeli hewan kurban Sapi untuk 7 (tujuh) orang. Menurutnya, Islam menganjurkan bagi orang yang mampu untuk menyisihkan sebagian rezekinya demi kebaikan orang lain. Dan itu tidak hanya dilakukan di satu waktu saja. Melainkan terus berkelanjutan. Maka itu ketika hendak melakukan amal dia selalu menyertakan nama kedua orang tuanya, adik dan kakaknya, serta keluarga dan kerabat-kerabat lainnya.

"Saya usahakan selalu sertakan keluarga dan kerabat saya. Saya nggak ingin mendapatkan keuntungan (pahala) bagi diri saya sendiri," ungkapnya.

Allah SWT, senantiasa  menguji keimanan ummat-Nya ketika dalam dua kondisi: pertama, ketika seseorang dalam kesusahan; kedua, ketika seseorang berada di posisinya yang tinggi. Entah karena gelimangan harta ataupun lainnya. Hal ini pula yang menjadi pendorong Upan Duvan untuk menunaikan ibadah kurbannya di Dompet Dhuafa.

"Khawatir lupa, khilaf, berlebihan ketika sedang kelimpahan. Ketika saya memulai pekerjaan ini, saya bersyukur diberikan kelimpahan. Namun di satu sisi, saya khawatir. Dengan mudahnya saya bisa seperti itu. Saya takut kalau di kemudian hari akan terjerumus dengan hal-hal yang tidak-tidak. Untuk itu beramal, bukan lagi sebuah kewajiban, tapi diharuskan menjadi sebuah kebiasaan," tutupnya. (Dompet Dhuafa/Fajar)