LKC Aceh Sampaikan Konsep Community Based Services Di Symposium Sehari Perawatan Palliative

SIARAN PERS, BANDA ACEH — Canangkan sinegi bersama Yayasan Rumah Kita di Subulussalam, Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Cabang Aceh membantu dan mengirimkan 400 kolf NaCl dari RSUDZA kepada pasien gagal ginjal dengan terapi CAPD disana. Turut memastikan keberadaan pasien yang sedang rawat jalan dari berbagai daerah, termasuk di Pulau Nasi, untuk bisa tinggal sementara di Rumah Singgah milik Blood For Life Foundation, salah satu mitra LKC Aceh.

Sedangkan di LKC Purwokerto, Jawa Tengah, keberadaan Rumah Singgah Dompet Dhuafa banyak dari pasien-pasien kanker yang butuh berobat ke Rumah Sakit. Namun lokasi rumahnya jauh dari RS. Di sana, LKC Purwokerto menjalankan sistem WCV (Wound Care Volunteers), yakni ada 27 orang relawan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan 24 jam dalam hal perawatan luka di Rumah Singgah tersebut.

Pada momen Symposium Sehari Perawatan Palliative, Jum’at (21/2/2020), Dompet Dhuafa Aceh mendapatkan kesempatan menyampaikan konsep Community-Based Palliative Services. Bertempat di Hotel Oasis, symposium tersebut diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Anestesi dan Perawatan Intensif Indonesia (PERDATIN) Aceh dan Bagian Palliative RSUD Dr. Zainoel Abidin yang juga berbarengan dengan pelantikan pengurus PERDATIN Aceh.

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, Sifing Lestari, menyampaikan showcase dan pilot project terkait pelayanan pendukung Palliative Care dalam bentuk social worker/volunteer, support finansial dan jaringan rumah singgah, layanan homecare ke rumah-rumah, dsb.

“Adapun layanan tersebut sudah berjalan di beberapa lokasi. Termasuk oleh Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa di Aceh dan di Purwokerto,” terang Sifing.

Ia lanjutkan, “Ke depan, kita berharap akan ada advokasi-advokasi yang bisa lebih menguatkan posisi pelayanan palliative di komunitas, agar misalnya pengelolaan opioid sebagai anti nyeri bagi pasien-pasien kanker bisa lebih mudah diakses tanpa kekhawatiran penyalahgunaan, ketersediaan sumber daya untuk selalu menguatkan tidak hanya pasien, tapi juga keluarga sang pasien dalam menerima kondisi sakit anggota keluarganya, serta mendukung mereka baik secara finansial maupun moral”.

Dr. Nuril Annisa menambahkan, “Sebagai salah satu rencana tindak lanjut, insya Allah Dompet Dhuafa Aceh siap menjadi mitra RSUDZA dalam melanjutkan palliative services di komunitas ketika pasien discharge dari rumah sakit. Harapan ke depan, pasien-pasien yang sudah menerima palliative care di lingkungan rumah sakit bisa lanjut menerima palliative services di komunitas sepulangnya dari rumah sakit”. (Dompet Dhuafa/dr. Nuril Annisa/Dhika Prabowo)