Manajemen Proyek Berkelanjutan Untuk Pengembangan Profesional, Lokakarya Youth For Peace Camp 2019

JAKARTA — "We learnt to find out the main problem in our community, in simple terms, today. Write down the goals, objectives of the project, determine its needs assessment in the community, and finally end up with careful planning and project implementation using SMART goals (Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Time specific). (Secara sederhana, hari ini kami belajar untuk menemukan masalah utama pada komunitas kami. Menuliskan tujuan, sasaran proyek, menentukan penilaian kebutuhan di masyarakat, dan akhirnya berakhir dengan perencanaan yang cermat dan implementasi proyek menggunakan tujuan yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Time specific)," aku Maryam Navees, salah satu peserta Youth For Peace Camp 2019 asal United Arab Emirates, Minggu (8/12/2019).

Ya, dalam rangkaian Youth For Peace Camp 2019 di hari ketiga, para peserta (aktivis dan profesional muda berusia antara 20-35 tahun) yang berasal dari negara Peru, Qatar, Uzbekistan, Bangladesh, Thailand, Cambodia, Myanmar, UAE, dan termasuk Indonesia, mengikuti kegiatan lokakarya bertajuk 'How to Develop a Sustainable Project? – Project Management for Development Professional'.

"Basically every project requires careful planning. The project management workshop was very useful and comprehensive for us. (Pada dasarnya setiap proyek membutuhkan perencanaan yang cermat. Bagi kami, lokakarya manajemen proyek sangat bermanfaat dan komprehensif)," lanjut Maryam.

Siti Maisaroh, selaku NICE Consultant, memandu lokakarya Manajemen Proyek Berkelanjutan hari itu sejak pukul 09.00 – 17.00 WIB. Terbagi 3 (tiga) sesi, yaitu pagi, siang, dan sore, para peserta YFP Camp 2019 pun mengikuti lokakarya dengan sangat antusias. Mereka dibentuk menjadi beberapa kelompok, kemudian menerapkan contoh proyek, membuat tujuan dan perencanaan, merumuskan masalah, juga membedahnya secara rinci.

Math, peserta Youth For Peace Camp 2019 asal Cambodia, mengakui, sebelumnya ia pernah mengikuti lokakarya Manajemen Proyek Berkelanjutan dalam waktu sebulan dari beberapa trainer. Namun kali ini, ia mempelajari lokakarya bertajuk serupa hanya dalam sehari saja.

"I think she (Siti Maisaroh) is very great. Many things in this project and this is very detailed. However, she explained to us easily. And we have no trouble to following it, this is great. (Menurut saya dia sangat hebat. Banyak hal dalam proyek ini dan sangat rinci. Namun, ia menjabarkan pada kami dengan mudah. Kami tidak susah mengikutinya, ini bagus sekali)," ungkap Math.

Seusai lokakarya, Siti Maisaroh mengatakan, bahwa ia juga sangat senang dapat memandu dan berbagi wawasan dengan para peserta Youth For Peace Camp 2019. Berkesempatan untuk memandu lokakarya Manajemen Proyek Berkelanjutan yang digelar di Ruang Nagoya, Hotel Kuretakeso, Kemang, Jakarta Selatan di hari ketiga ini.

"Menurut saya potensi para peserta juga sangat bagus. Mereka antusias sekali dan mampu mengikuti dengan cermat. Bahkan, kala istirahat, beberapa dari mereka masih mengerjakan proyek tersebut. Terima kasih Dompet Dhuafa, sudah melibatkan saya dalam kegiatan bagus ini," tutup Siti. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)