Masyarakat Labuan Cenik Tak Lagi Buang Air Sembarangan (Bagian Dua)

SEKOTONG, LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT — Pada kesempatan yang sama, saat agenda kunjungan program pada Jum’at (22/10/2021), Bendahara Yayasan Dompet Dhuafa, Hendri Saparini menyampaikan, program jambanisasi itu termasuk dalam program terintegrasi Kawasan Sehat yang berada di Desa Gili Gede dan sekitarnya. Usai sukses menyisipkan intervensi jambanisasi dan lancarnya aktivitas Klinik Apung, selanjutnya Dompet Dhuafa akan mengupayakan pengadaan air bersih.

“Ini merupakan salah satu program yang terintegrasi dalam upaya Dompet Dhuafa meningkatkan kesehatan masyarakat. Nanti akan program air bersih yang juga merupakan rangkaian penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi dan menjaga dari berbagai penyakit. Saya rasa kalau kita hadir secara langsung di sini, kita tidak akan paham bagaimana kebutuhan sanitasi air bersih di masyarakat yang berada di daerah-daerah yang masih sulit dijangkau,” sebutnya.

Masih pada kesempatan yang sama, Kepala Dusun Labuan Cenik Artawan kepada Dompet Dhuafa dan para donatur menyampaikan terima kasih mewakili warganya. Ia mengaku warganya secara menyeluruh telah berhasil tersosialisasi tentang sanitasi dan jambanisasi, sehingga sebagian besar mereka telah memiliki jamban di dekat rumahnya masing-masing.

“Sebagian memang masih belum memiliki jamban, namun itu tak membuat mereka tetap dalam kebiasaan lamanya. Karena jamban posisinya adalah di luar rumah, maka ada beberapa jamban yang digunakan untuk beberapa keluarga. Yang pasti sudah tidak ada lagi yang buang tinja sembarang di hutan,” tegas Kepala Dusun Labuan Cenik.

Jumahir (45), kepala keluarga salah satu penerima manfaat progam ini mengaku, ternyata lebih nyaman memiliki jamban sendiri. Ia beserta 3 (tiga) anggota keluarganya tak lagi repot-repot pergi ke hutan untuk buang air. Cukup dengan 3-5 langkah dari pintu depan rumah, mereka langsung bisa buang air tanpa perlu basah-basahan ketika hujan, atau waspada binatang buas ketika malam gelap.

“Kalau dulu buang airnya ya ke hutan. Kadang dikubur kadang ya ditinggal aja gitu. Kalau malam terus hujan, wah itu yang susah biasanya. Kadang kalau hujan deras, ada aja yang kotoran yang ikut air ngalir,” kenangnya.

Menutup kegiatan kunjungan, Direktur Umum dan Human Capital Kimia Farma, Dharma Saputra mengatakan, ini semua yang paling banyak berperan adalah masyarakat Labuan Cenik sendiri. Sebab tanpa adanya kesadaran dan komitmen dari masyarakat, maka perubahan-perubahan seperti tidak akan pernah terwujud. Kimia Farma dan Dompet Dhuafa hanya memberikan stimulus saja yaitu dengan subsidi bahan-bahan bangunannya, yang membangun adalah masyarakat sendiri.

“Dengan pembangunan jamban yang dilakukan oleh masyarakat sendiri, itu membuat mereka memiliki rasa tanggung jawab atas bangunan jamban yang mereka bangun sendiri,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)