Mural Beo Nias: Sinergi Bebe Wahyu untuk Dompet Dhuafa

SIARAN PERS, JAKARTA — Wahyu 'Bebe' Kusmawan, seniman asal Kota Hujan, Bogor, ini membuat mural untuk Dompet Dhuafa yang tengah berusia 27 tahun. Mural yang dibuat oleh Bebe ini memuat wujud burung Beo Nias yang dilengkapi dengan rincian rerumputan hijau. Burung ini dipilih oleh Bebe, karena sangat sesuai dengan citra Dompet Dhuafa, yakni 'burung yang bawel'. Dikatakan demikian, lantaran menurutnya Dompet Dhuafa itu 'bawel' dalam berinteraksi dengan masyarakat: 'Bawel' dalam mengadvokasi suara-suara dhuafa dan 'bawel' dalam menggalakkan program pemberdayaan masyarakat.

"Milih burung ini karena lebih khas dan lebih bawel. Bawel dalam berinteraksi. Mengingat Dompet Dhuafa memang identik berinteraksi dengan masyarakat," ujarnya selepas aksi mural di Kantor Dompet Dhuafa, Gedung Filantropi Jakarta Selatan pada Kamis (2 Juli 2020).

Pembuatan mural ini dilakukan bersama salah satu rekannya yang bernama Ridwan Joni. Serta pembuatannya ditayangkan secara live dalam gelaran Momen Puncak Milad #27HarmoniKebaikan Dompet Dhuafa di kanal Youtube Dompet Dhuafa (DD TV) https://www.youtube.com/watch?v=WbcFsXlXvnA&feature=youtu.be . Dengan memilih lokasi pembuatannya di salah satu dinding dalam kantor Dompet Dhuafa, sebagai bentuk pencegahan agar tidak adanya kerumunan massa yang berkumpul ketika pengerjaan Mural dilakukan.

Gaya mural khas Bebe memang cenderung mengeksplorasi tema-tema tropical. Walaupun dia juga membuat tema-tema lainnya seperti wajah seseorang (portrait), baik dengan gaya realis atau surealis.

"I started painting at 17 years old and art has since become my strongest passion. The first time I started making murals, it was just a hobby. I especially liked characters and portrait sketches and often created portraits of colourful and strange women on both my canvas and the streets – with their faces often hidden, as if curious. I like to take things that I might see on the streets, in movies or somewhere else, and make them clearer through my piece of work (Saya mulai melukis pada usia 17 tahun dan sejak itu seni menjadi hasrat saya yang paling kuat. Pertama kali saya mulai membuat mural, itu hanya hobi. Saya terutama menyukai karakter dan sketsa potret dan sering membuat potret wanita berwarna dan aneh pada kedua foto saya. kanvas dan jalanan – dengan wajah mereka yang sering disembunyikan, seolah ingin tahu. Saya suka mengambil hal-hal yang mungkin saya lihat di jalan, di film atau di tempat lain, dan membuatnya lebih jelas melalui karya saya)," penjelasan singkat di laman pribadi website miliknya, https://bebewahyu.id/.

Seni lukis mural ini bagi Bebe merupakan salah satu sarana yang penting dalam melengkapi sesuatu. Sama halnya dengan Dompet Dhuafa, yang tidak mungkin bisa berdiri tegak hingga kini tanpa uluran para dermawan dan relawan yang senantiasa berjuang bersama-sama. Dalam mensejahterahkan dhuafa, usia 27 tahun bukanlah usia yang pendek.

"Mural itu, gue lebih suka tembok atau ruangan itu nggak kosong gitu aja. Kadang gue suka 'gatel' aja liatnya. Dengan hadirnya mural, akhirnya, mural itu jadi bagian yang memperlengkap dan mempercantik setiap sudut ruangan," tutup Bebe. (Dompet Dhuafa/Fajar)