Melalui PFA, Langkah Nyata Merawat Asa Penyintas Bencana (Bagian 2)

LEBAK, BANTEN — Pada gelaran Merawat Asa melalui Psychological First Aid (PFA) pada 2 Desember 2020, beberapa kegiatan dilakukan di dalamnya salah satunya memberi dukungan stabilisasi emosi pasca peristiwa kritis (bencana). Baik secara kelompok maupun individu. Dalam PFA, khususnya untuk program stabilisasi emosi yang dilakukan di tahap awal adalah melakukan asessment atas kondisi awal emosi yang dialami penyintas setelah bencana. Kemudian, mengategorikan dan menentukan layanan yang tepat. Jika ditemukan kondisi yang parah, maka tim PFA akan merujuk kepada petugas yang memiliki kompetensi. Agar, bisa ditangani lebih lanjut.

Aktivitas lain yang dilakukan selama program PFA Merawat Asa Dompet Dhuafa yaitu support untuk mencukupi kebutuhan dasarnya. Karena, pemenuhan atas hal tersebut memengaruhi kecepatan stabilitas emosi.

"Ada juga aktivitas untuk menumbuhkan rasa aman seperti tempat yang aman, memberikan informasi yang akurat melalui aktivitas psikoedukasi manajemen stres. Langkah tersebut kami hadirkan melalui bermain bersama, saling sharing dan memberikan dukungan. Aktivitas relaksasi dan sosialisasi mitigasi bencana lanjutan yang dapat menumbuhkan rasa aman. Sehingga, penyintas terkondisikan dalam mengatasi rumor-rumor yang bisa menambah kegelisahannya," ungkap Maya Sita Darlina, selaku Psikolog dan juga GM Human Capital Dompet Dhuafa.

Memberikan informasi untuk menghubungkan penyintas dengan pihak-pihak terkait, dapat membantu memenuhi kebutuhan penyintas juga berpengaruh pada dimilikinya rasa aman. Pemberian layanan PFA Merawat Asa untuk dukungan stabilisasi kondisi psikologis (emosi), diakhiri dengan memberikan motivasi dan harapan kepada penyintas Banten. Bahwa kita memiliki kemampuan untuk bisa melalui kondisi setelah bencana. Bahkan, memiliki kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, karena berhasil melewati kondisi kritis.

Memotivasi penyintas dilakukan agar mereka mampu melihat sisi positif dari bencana tersebut. Interaksi sosial menjadi lebih erat, karena saling mendukung. Mengetahui bahwa musibah ini bukan karena kesalahannya. Karena memang dialami oleh semua orang. Reaksi yang diberikan adalah reaksi wajar dalam situasi abnormal.

Memotivasi dan memberikan harapan kepada para penyintas sangat penting. Karena bertujuan untuk mendampingi mereka agar tetap tangguh pasca mengalami bencana. (Dompet Dhuafa/MSD)