Pasca Renovasi, Donatur Dompet Dhuafa Berbagi Ceria Bersama Siswa-siswa MDTA Anwarul Hidayah

PANDEGLANG, BANTEN — Teriknya panas matahari menjatuhkan aneka bayangan setiap benda yang ada di bawahnya. Hingga siang itu, Minggu (10/10/2021), dengan sangat jelas, bayangan pohon nampak begitu kontras dengan benda yang ada di sekitarnya.

Ramai-ramai tim Dompet Dhuafa bersama segenap para donatur melakukan Care Visit Sekolah MDTA Anwarul Hidayah di Kampung Cipeuteuy, Desa Ciseureuheun, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang. Madrasah ini merupakan salah satu wujud persembahan dari program Milenial Bangun Sekolah (MBS) yang digagas oleh Dompet Dhuafa.

Setelah dinyatakan layak masuk program MBS, Dompet Dhuafa pada November 2020 bergegas menyampaikan amanah donatur ini kepada warga Kampung Cipeuteuy. Segera setelahnya, bangunan reyot beralas tanah itu dirombak total, hingga selesai pada Bulan April 2021 lalu.

Berdirinya gedung baru MDTA Anwarul Hidayah dengan kokoh, tak hanya membahagiakan para guru, warga Kampung Cipeuteuy, atau tim Dompet Dhuafa. Namun, para juga para donatur yang menjadi penyokong utama program ini. Agenda care visit atau kunjungan program ini bermaksud memberikan kesempatan kepada para donatur untuk secara langsung meninjau dan menyapa masyarakat yang memperoleh manfaat dari program MBS. Tak hanya itu, mereka juga diberikan kesempatan untuk berbagi berbagai hal dengan para siswa.

Tak mudah memang untuk menuju ke Kampung Cipeuteuy, rombongan care visit Dompet Dhuafa harus melalui jalanan terjal dan berbaru besar. Tak hanya itu, jalanan yang berliku juga sempat menghambat waktu sampai yang direncanakan. Meski begitu para rombongan mengaku merasa senang dapat mengunjungi program MBS yang memang sangat epik ini.

Sesampainya di lokasi, nyatanya anak-anak sudah berjejer di depan bangunan barunya untuk menyambut kedatangan orang-orang baik ini. Tak terkecuali juga para warga dewasanya. Memanfaatkan kekayaan alam lokal, para peserta care visit dihidangkan kelapa-kelapa muda segar dan berbagai macam olahan pisang.

Setelah sempat beristirahat sejenak sambil berbincang dengan warga, para peserta care visit kemudian berganti berbincang dengan anak-anak siswa. Selain itu, mereka juga bercengkerama ria, berbagi cerita, motovasi, sekaligus bermain asyik bersama.

Para peserta rombongan dari Jakarta ini kemudian memperkenalkan diri masing-masing. Setelah itu, mereka kemudian menceritakan tentang profesinya, apa saja yang dilakukan saat ini, juga bagaimana menggapai profesi tersebut. Tidak sampai di situ, beberapa profesi juga langsung diajarkan kepada anak-anak, salah di antaranya adalah tentang fotografi dan ilmu bela diri. Begitu antusias namun lugu, anak-anak menyimak segala penjelasan dan cerita dari setiap profesi.

Neng Lusty Wulandari sebagai PIC acara ini menyampaikan, “Kami bermaksud mengenalkan kepada anak-anak tentang berbagai macam profesi kelak mereka jadi dewasa. Karena mereka berada di lokasi yang terisolir, maka mungkin yang mereka tau saat dewasa nanti adalah hanya petani, ternak, guru, dan pedagang saja. Dengan diperkenalkannya berbagai macam profesi lainnya sekaligus langsung mengajarinya, setidaknya sebagai sebuah ingatan bagi mereka bahwa pendidikan atau sekolah itu tidak ada batasnya dan juga pekerjaan itu banyak macamnya.”

Dengan berbagai peralatan yang sudah disiapkan malam sebelumnya, anak-anak diajak untuk menyampaikan cita-citanya. Kemudian mereka diminta untuk menggambarkan dan menuliskannya di sebuah kertas kecil berbentuk buah apel dan menempelkannya di Pohon Harapan milik mereka. (Dompet Dhuafa / Muthohar)