Titik Terang Bahagia Berzakat Bagi Pemberdayaan Produktif (Tani Kopi Solok Sirukam – Bagian Tiga)

SOLOK, SUMATERA BARAT — "Ya, awalnya dia (Samsinar) di cemo'oh oleh tetangga dan warga sekitar. Tapi dia buktikan, bahwa dengan semangatnya, juga keterbatasannya, mampu mewujudkan apa yang menjadi mimpinya. Itu saya kira menjadi inspirasi bagi banyak orang," seru Abdul Rahman, Pendamping Program Unit Solok Dompet Dhuafa Cabang Singgalang.

Abdul juga mengatakan, di antara beberapa komoditi, dipilih pemberdayaan ekonomi pertanian kopi arabica. Pasalnya jenis tersebut memiliki harga jual lebih tinggi dari jenis robusta. Persentase konsumsinya yang lebih mayoritas.

"Setelah uji laboratorium Q Grader, hasil pertanian kopi arabica Solok Sirukam memiliki grade specialty. Ini juga menjadi peluang bagi para petani lokal melalui pemberdayaan dari hulu ke hilir ke depannya," terang Abdul.

Kini Samsinar bersama sang suami, berkebun, merawat hasil tani kopi. Semula hanya membuka lahan seluas 1/4 hektar di 2014, saat ini mereka mengembangkan lahan hingga kurang lebih seluas 2,5 hektar dan memiliki 2.500 batang tanaman kopi. Setiap 15 hari panen, menghasilkan rata-rata 200-300kg/panen. Pasar Koperasi Solok Radjo sendiri, menampung rata-rata 30 ton/bulan. Dengan kebutuhan ekspor ke beberapa negara diantaranya Jepang, Amerika dan Thailand.

Samsinar mengaku, jika dulu menjemur biji kopi saat cuaca panas ditaruh di luar, tapi jika turun hujan ia simpan di rumah. Sehingga menjadi lebih lama proses pengeringannya. Namun sekarang dengan adanya rumah pengolahan, mereka dapat menjemurnya di sana, dan bisa melanjutkan ke ladang lagi.

"Sekarang mengolah kopi tidak payah, sudah ada mesin. Tidak sesusah dulu lagi pakai alat manual. Sebelumnya hasil kopi juga kurang bersih. Sekarang bibit dan proses perawatan menjadikan hasil kopi lebih bagus, lebih bersih, juga lebih padat," aku Samsinar.

Bahagia berzakat memandirikan para penerima manfaatnya dengan prinsip 'dari mustahik menjadi muzaki'. Di 2019 ini, Dompet Dhuafa menggulirkan program pemberdayaan ekonomi zakat produktif pada petani-petani kopi, Kelompok Tani Sirubuih Indah Nan Jaya, yang memiliki anggota kelompok berjumlah 25 orang di Jorong Kubang Nan Duo, Nagari Sirukam.

Langkah pemberdayaan tersebut berupa penyediaan fasilitas kelompok mulai dari bibit hingga mendirikan tempat pengolahan pasca panen (pulper house, rumah pengeringan, huller, gudang). Tentunya juga menyediakan peran pendampingan dan pembinaan bersama mitra Koperasi Solok Radjo selama 1-2 tahun, membantu dalam pemasaran hingga pengolahan limbah menjadi pupuk kompos. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)