Penutupan Youth For Peace Camp 2019, Dompet Dhuafa Luncurkan Zona Layanan Strategis Global

JAKARTA — Rangkaian kegiatan Youth For Peace Camp 2019 memasuki puncaknya pada Rabu (11/12/2019). Pasalnya, hari itu Dompet Dhuafa turut mengadakan acara peluncuran zona layanan luar negeri bertajuk 'Dompet Dhuafa Global Network Launching, Roadmap of Indonesia's Role on International Peacebuilding' di Gedung Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan.

Salah satu perhelatan tahunan tersebut telah berlangsung sejak Jumat, 6 Desember 2019, di Hotel Kuretakeso, Kemang, Jakarta Selatan. Kali ini, Youth For Peace Camp 2019 bergulir dengan tajuk 'What Can Women Do in Peacebuilding? dengan rangkaian agenda Seminar, Workshop, Pitching Project hingga Cultural Night.

Salah satu peserta Youth For Peace Camp 2019, Maryam, mengakui, "The fact that Indonesian's are friendly and helpful is true after all. Indonesian's participation in volunteering stands as the highest in the world. What a great place to be part of (Fakta bahwa orang Indonesia ramah dan suka membantu ternyata benar. Partisipasi Indonesia dalam sukarela, berdiri sebagai yang tertinggi di dunia. Tempat yang bagus untuk menjadi bagian ini)".

Sebanyak 20 aktivis dan profesional muda berusia antara 20-35 tahun dari seluruh dunia, bergabung dalam Youth For Peace Camp 2019. Antara lain berasal dari negara Peru, Qatar, Uzbekistan, Yaman, Bangladesh, Thailand, Cambodia, Myanmar, UAE dan tentunya dari Indonesia.

"Di era 4.0 ini, Dompet Dhuafa yakin banyak orang yang ingin terlibat dalam perdamaian dunia," ucap drg. Imam Rulyawan, MARS., selaku Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa. Ia melanjutkan, Youth for Peace Camp 2019 juga menjadi momentum meningkatkan kesadaran pemuda sebagai agen perdamaian dan kemanusiaan secara global.

"Dompet Dhuafa juga ikut terjun di bencana alam atau kemanusiaan lainnya di luar negeri seperti Somalia, Nepal, Myanmar, Meksiko, dan Filipina. Wujud respon Dompet Dhuafa dalam krisis pengungsi hingga kemanusiaan dunia, salah satunya saat menangani ratusan etnis Rohingya yang terdampar di Langsa, Aceh, sejak 2015," ungkap drg. Imam Rulyawan.

Ketua Youth For Peace Camp 2019, Rama Adi Wibowo, mengatakan, "Melalui YFP Camp 2019 dan peluncuran zona layanan luar negeri, Dompet Dhuafa menghubungkan aktivis muda dan jaringan strategis dunia sebagai salah satu upaya membangun perdamaian dalam perspektif komunitas atau masyarakat negara asalnya".

Pada malam peluncuran tersebut, Dompet Dhuafa turut menghadirkan delegasi jaringan strategis dan cabang internasional dari New Zealand, Australia, Jepang, Hong Kong, Filipina, Thailand, Bangladesh, Suriname, Korea Selatan, Timor Leste, Tanzania, dan lainnya. Jajaran pimpinan UNHCR pun ikut serta di sana.

"What an experience! This is great opportunity and i'm ready for looking forward to ("Pengalaman yang luar biasa! Ini peluang bagus dan saya siap menantikannya lagi)," aku peserta YFP Camp 2019 asal Peru, Nohelia. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)