Satu di Masa Pandemi, Superglad Kembali dan Berbagi

SIARAN PERS, JAKARTA — Telah eksis selama 17 tahun dalam kancah musik punk rock tanah air, Superglad muncul dengan melahirkan sebuah karya lagu bertajuk ‘Kembali’ pada tahun 2019. Ya, Sang Vocalist, Lukman Laksmana alias Buluk, yang sempat ‘menghilang’ di tahun 2017, pun memutuskan bergabung kembali bersama Superglad.

Ironis, kembalinya Buluk di tahun 2019 juga diwarnai dengan hengkangnya Sang Guitarist, Dadi, yang mengundurkan diri dari Superglad. Namun menjadi suatu momen kekeluargaan tersendiri setelah 17 tahun berkarya, kebersamaan Superglad semakin terasa pada masa-masa produksi video clip lagu ‘Kembali’. Pun tahun itu merupakan penampilan perdana sekaligus terakhir Superglad dengan formasi lengkap, dalam perhelatan musik tahunan, Synchronize Fest 2019.

“Gue akhirnya ketemu Giox (Bassist) dan Akbar (Drummer) di Bogor, dan memutuskan kembali ke Superglad. Tapi disaat kita mulai rekaman lagi, Dadi, Guitarist kita malah mengundurkan diri dikarenakan perihal kesibukan dan keluarga,” aku Buluk dalam sebuah interview eksklusif pada tim Dompet Dhuafa di G Studio, Jakarta Selatan (Selasa, 10/11/2020).

“Awal manggung lagi di Synchronize Fest akhir tahun 2019, itu sekaligus manggung pertama kita setelah gue cabut, sekaligus manggung terakhir dengan formasi lengkap, gue, Giox, Akbar, bareng Dadi. Di acara itu juga kita kenalin Aduy (Guitarist band Speak Up), sebagai pengganti Dadi, rekomendasi dia juga, meskipun sekarang Aduy masih additional player,” tambahnya.

Pandemi dan Menjadi ‘Satu’

Hingga pada tanggal 3 Maret 2020, Superglad merilis sebuah EP album bertajuk ‘Rockaholic Revival’ tepat di hari ulang tahun yang ke-17 Superglad. Sepekan sedari awal masa promo, pandemi Corona (Covid-19) turut melanda Nusantara. Meskipun promo sempat berjalan di dua kota di Jawa Barat, tapi alhasil, planning tour Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali, terpaksa mereka batalkan.

“Persis awal Corona juga jadinya promo kita batal! Tapi sayang juga materi album ‘Rockaholic Revival’ ini, akhirnya kita bekerjasama dengan local brand clothing, Starcross, dengan merilis merchandise tshirt, yang seluruh hasilnya kita sumbangkan kepada garda terdepan pejuang Covid-19. Alhamdulillah, empat lusin lebih habis dalam satu minggu,” jelas Superglad.

Tak kehabisan cara, selama pandemi, Superglad tetap mempromosikan album tersebut secara digital dan membuat video live perform di basecamp mereka dengan konsep menggunakan kamera 360.

“Boleh dibilang selama 3-4 bulan di awal pandemi Corona itu, kami tidak ada pendapatan juga. Namun tetap disyukuri dan dijalani. Hingga akhirnya kita memutuskan untuk berkarya kembali,” ungkap Superglad.

Mereka bocorkan, “Dan, tercetuslah untuk membuat album dan merilis ulang (remake) lagu ‘Satu’ yang bertema HIV/Aids, dengan berkolaborasi dengan para musisi lintas genre. Diantaranya Pamungkas, Prince Husein, Marchell, Tuan Tiga Belas, Ello, Rey (Kelompok Penerbang Rocket), Aduy (Speak Up), Oom Leo, Endah & Ressa, Danilla, juga Melanie Soebono. Nanti insha Allah rilis persis di Hari Aids Se-Dunia, tanggal 1 Desember 2020”.

Singkat cerita, Superglad berpesan pada para Superglad’s Heroes, jika masa pandemi ini adalah penyebab keputusasaan, itu merupakan salah besar. Justru ini adalah momen untuk berkarya. Apapun bisa menghasilkan jika kita bersemangat dan kreatif. Semua ini adalah karunia, jika kita bersyukur dengan yang kita dapat saat ini, kita akan tenang.

“Iya, masih proses rekaman, dengan warna musik berbeda, lagu ‘Satu’ kita remake memang untuk menyemangati situasi pandemi ini juga yang belum selesai. Lagu ini juga kami jadikan charity, nanti hasilnya juga akan kami sumbangkan ke yayasan kanker, aids, dan pekerja seni yang membutuhkan. Sudah 80%, semoga lagu ini dapat menjadi anthem dan kita akan rilis video clip-nya juga, bekerja sama juga dengan seniman mural muda dari Aceh, Arnes Muhammad.

Sajak Kaum Tertindas

Adalah sebuah lagu terbaru yang terdapat dalam EP album ‘Rockaholic Revival’ dengan lirik yang bermakna dalam bagi Superglad. Kala itu ‘Sajak Kaum Tertindas’ ditulis oleh Buluk ketika melihat kenyataan para buruh beras.

“Sempat dalam pengasingan gue waktu itu, gue datang, melihat, dan berinteraksi langsung dengan mereka. Banyak dari obrolan mereka yang menginspirasi kami untuk menulis lirik. Mereka sempat bilang, ‘Kerja begini ya capek, mas, tapi kalau sudah sampai rumah ketemu anak dan liat senyum istri capeknya hilang’ gitu,” sebut Buluk.

“Akhirnya gue bikin lirik gini, ‘Jeritan dan derita lenyap hilang demi yang tercinta, air mata pun kering terhapus senyuman untuk yang dicinta’. Kami angkatlah realita tentang buruh, pas banget jelang hari buruh (May Day) di bulan Mei kemarin,” tambahnya.

Lagu ‘Sajak Kaum Tertindas’ juga dibumbui lirik sarkas dengan kalimat ‘upah yang tak layak’. Terlebih pada tahun ini pun, di tengah pandemi, pemerintah meresmikan UU Omnibus Law. Maka melalui ‘Sajak Kaum Tertindas’, Superglad menyuarakan ‘jeritan para buruh’ melalui lagu ini. Tentunya mereka berharap, semoga bisa mewakili dan menyemangati kaum working class hero dimanapun berada.

Berkarya dan Berbagi

“Bagi kami, Superglad butuh acara-acara seperti #BerbagiMusik Dompet Dhuafa ini. Bagi gw pribadi, pelaku seni melakukan hal ini secara ikhlas. Musisi berbagi dengan bermain musik, membantu sesama dengan karya musik kita. Dengan menyaksikan perform kita di acara ini, para Insan Muda juga dapat membantu donasi secara online, misal dengan cara scan barcode yang tertera. Dan tidak hanya di masa pandemi namun juga membantu untuk mereka yang membutuhkan kapan pun,” ajak Superglad.

Menjalani masa pandemi hingga kini, Superglad mengaku sangat ingin manggung juga. Superglad berharap keadaan ini cepat selesai dan kondusif sehingga segala aktivitas bisa kembali normal. Sehingga kembalinya Superglad, merupakan kembalinya mereka berkarya sekaligus berbagi.

“Lebih baik memberi daripada meminta. Walau kita sedang dalam keadaan kekurangan pun, tapi kita masih bisa berbagi itu yang luar biasa. Berbagilah secara ikhlas, karena dengan berbagi, semesta akan mendukung dan kebaikan itupun akan kembali pada kita. Sirkulasi dan ekosistem ketika berbagi maka akan muncul rasa syukur dan akan terus berbagi,” ujar Buluk mewakili Superglad.

Tersenyumlah, itu adalah ibadah, amanah, dan sedekah. Berpikir secara positif dan bersyukur. Bersama Dompet Dhuafa dalam program ‘Para Tangan Tangguh’ Humanesia, Superglad turut peduli dan mengajak para Insan Muda untuk ikut berkontribusi untuk saling membantu mereka yang terdampak PHK akibat pandemi. Tuangkan rindu kalian menyaksikan live performing Superglad, eksklusif konten di channel YouTube DD TV https://youtu.be/DDvVuD9PeDQ . (Dompet Dhuafa / Foto & Penulis: Dhika Prabowo / Editor: Dhika Prabowo)