Selembar KTP Almarhum Eman Menjadi Titik Terang Layanan Pemulasaran Jenazah

PARUNG PANJANG, BOGOR — Ialah Eman (34), sosok lelaki yang meninggal di sebuah rumah sakit, pasca beberapa hari menjalani perawatan. Ketika itu Eman hanya didampingi sang ibu yang sudah lansia. Pasalnya, ia telah berpisah dengan istrinya, pun kedua anaknya yang ikut bersama ibunya.

Ibunda Eman yang sudah lansia tersebut tidak bisa berbuat apa-apa ketika mendengar sang anak telah menghembuskan nafas terakhirnya. Tidak memiliki telepon genggam untuk menghubungi orang lain, tidak tahu jalan, hingga hanya bisa menangis. Sementara pihak rumah sakit, tidak bisa berbuat banyak karena keluarga pasien (Eman) tidak ada yang bisa dihubungi.

“Mendengar kabar tersebut, kami, Tim BARZAH segera menemui ibunda Eman. Dan kami mendapati nenek tua ini sedang menangis dan mengaduh dengan bahasa Sunda yang masih sangat kental,” sebut Ustaz Madroi, Manager BARZAH  (Badan Pemulasaran Jenazah) Dompet Dhuafa, via pesan singkat pada Senin (30/8/2021).

Pada Tim BARZAH, ibunda Eman memohon agar secepatnya jenazah Eman bisa diantarkan dan dikebumikan. Tapi sang nenek tua itu tidak mengetahui alamat rumahnya, hanya hafal nama Kampung Kerekel.

“Alhamdulillah, selembar KTP almarhum, menjadi titik terang bagi kami. Kami segera menghubungi dan berkoordinasi dengan patwal ambulans Posko Parung Panjang, agar secepatnya mencari alamat tersebut dan mengabarkan kepada pihak keluarga duka,” sebut Ust. Madroi.

Dalam waktu singkat, alamat duka pun didapat dan pihak keluarga siap menerima kedatangan jenazah Eman. Almarhum beralamat di Kp. Karekel RT 02/RW 06, Desa Pinggu, Kec. Parung Panjang, Kab. Bogor.

“Menjelang siang, jenazah almarhum Eman tiba dirumah duka dengan keadaan sangat memprihatinkan. Terimakasih kepada siapapun yang sudah terlibat membantu penanganan jenazah almarhum. Siapapun kita, pasti yakin akan datang nya kematian, tapi kapan dan bagaimana kematian kita tidak ada yang mengetahui,” tutup Ust. Madroi. (Dompet Dhuafa / BARZAH / Dhika Prabowo)