Tips Manajemen Stress, Upaya Dompet Dhuafa CEKAL Virus Corona (Bagian Satu)

SIARAN PERS, JAKARTA — "Life is 10% what happens to you, and 90% how you react to it," ujar Psikolog Dompet Dhuafa, Mayasita Darlina.

Bahwa 10% dalam hidup adalah apa yang terjadi pada diri kita, dan 90% lainnya merupakan bagaimana diri kita meresponnya. Hal ini ia sebutkan dalam sebuah materi bertajuk 'Manajemen Stress' dalam salah satu upaya Dompet Dhuafa CEKAL (Cegah Tangkal) virus Corona (Covid-19) yang melonjak di Indonesia.

"Stress tidak boleh dibiarkan. Kenali tandanya, kenali sumber masalahnya, lakukan relaksasi atau stabilisasi emosi dahulu sebelum bereaksi. Kemudian barulah pikirkan solusi dan jalankan," terang Mayasita.

Dalam manajemen stress, terdapat 2 (dua) prinsip utama, yakni Eustress yang akan memicu rangsangan menuju kejayaan, dan Distress yang akan memicu tekanan menuju kepusingan kemungkinan. Maka dari itu, langkah penting pertama ialah mengenali tanda-tanda stress pada diri kita.

Mayasita mengatakan, untuk mengenali tanda-tanda stress, terdapat 4 (empat) rentang stress, yaitu Zona Hijau, Zona Kuning, Zona Orange, hingga Zona Merah. Berikut kategorinya:

1.    Zona Hijau
Diri masih memiliki keterampilan atasi stress dengan kategori tenang, tangguh, percaya diri, humoris, konsumsi makanan sehat, tidur cepat, serta aktif dalam lingkungan sosial.

2.    Zona Kuning
Diri berada pada stress ringan yang 'normal' dengan kategori cemas, sedih, marah, sensitif, pesimis, kehilangan minat, sulit konsentrasi, bahkan belanja berlebihan.

3.    Zona Orange
Tahap ini diri mendapati stress yang merusak pikiran, tubuh, dan jiwa, dengan kategori kehilangan kontrol emosi, mimpi buruk, sulit tidur, obsesif, merasa bersalah, malu, juga panik.

4.    Zona Merah
Sedangkan pada tahap ini, diri telah berada pada stress yang berat (sudah menjadi penyakit). Yakni depresi, dan ditetapkan oleh profesional.

Tanda-tanda stress dapat terlihat pada 3 (tiga) ciri, yaitu Psikologis, Tingkah laku, dan Fisik. Dalam ciri Psikologis, timbul rasa cemas, depresi, sukar tidur, hingga burn out. Pada ciri Tingkah laku, timbul ketergantungan zat (misal: rokok), ceroboh mudah celaka, kehilangan selera makan, kekerasan, dan mudah tersinggung. Sedangkan pada ciri Fisik, menimbulkan penyakit tekanan darah tinggi, sakit kepala, nyeri lambung, gangguan jantung, juga cancer.

"Kenali pula tanda stress kerja dengan ciri menurunnya kinerja, meningkatnya jumlah hari sakit juga jumlah kesalahan, kurangnya semangat, perilaku menyerang, kesulitan membuat keputusan, hilang kepedulian kepada orang lain dan perasaan mereka, merasa tidak mungkin membantu orang lain, merasa tidak mampu melakukan pekerjaan dengan baik," jelas Mayasita. (Dompet Dhuafa/Mayasita/Dhika Prabowo)