Tips Pendampingan Anak Belajar Di Rumah Dalam Masa Social Distancing (Bagian Satu)

SIARAN PERS, JAKARTA — Hingga kini, jumlah kasus positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia menjadi 686 kasus. Achmad Yurianto mengkonfirmasi hal tersebut dalam konferensi pers yang ditanyangkan BNPB di YouTube pada Selasa (24/3/2020). "Dihimpun hingga tadi pukul 12.00 WIB, dengan jumlah 568 kasus Corona. Dari jumlah tersebut, 55 pasien meninggal dunia dan 30 lainnya sembuh", ungkap Achmad Yuri. (detik.com)

Beberapa langkah pemerintah Indonesia dalam melakukan pencegahan penyebaran dari lonjakan dampak virus Corona (Covid-19) tersebut di antaranya menerapkan Work From Home (WFH) dan Social Distancing selama 14 hari. Dalam hal ini, Dompet Dhuafa berupaya menjalankan arahan protokol kesehatan #DiRumahAja tersebut, guna Cegah Tangkal (CEKAL) penyebaran virus Corona.

Namun dalam menjalaninya, terdapat pula suatu adaptasi dan sebuah sikap agar tetap produktif, terkhusus bagi anak-anak pada masa tersebut. Dra. Yeti Widiati, selaku Psikolog Volunteer Specialist Dompet Dhuafa, turut memberikan suara & berbagi tips langkah-langkah pendampingan anak belajar di rumah dalam masa Social Distancing.

"Selaku orang tua, hindari cara menakut-nakuti atau membohongi. Cari momen, uraikan dengan jelas, konkrit, dan mudah dipahami sesuai kemampuan berpikir sang anak", terang Dra. Yeti. "Juga jelaskan konsekuensi dari proses belajar tersebut, bahwa mereka akan didampingi orang tua dan belajar mandiri. Pun keuntungan dari proses belajar seperti ini, misalnya lebih leluasa, memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas hobi lain, juga berkontribusi membantu menghentikan penyebaran penyakit ini", lanjutnya.

Menurutnya juga, orang tua perlu mempersiapkan diri dengan mengetahui bahan pelajaran terkait kurikulum anak. Membuat jadwal dalam satu hari, aktivitas apa pada jam anak biasanya mulai berangkat sekolah reguler. Untuk anak-anak yang bersekolah seharian penuh atau juga berasrama, perlu menyusun jadwal yang lebih detail.

"Sekalipun jadwal belajar tetap sesuai dengan jadwal sekolah, namun biasanya waktu yang digunakan lebih sedikit daripada di sekolah. Maka orang tua perlu mencari aktivitas lain seperti mencari video di YouTube yang sesuai dengan materinya, berdiskusi atau tanya jawab, melakukan praktik, membuat prakarya atau media pembelajaran, dan lain-lain," jelas Dra. Yeti. (Dompet Dhuafa/Dra. Yeti Widiati/Dhika Prabowo)