Adab-Adab Bermasyarakat Menurut Islam yang Sering Kali Terlupakan (2)

Di bagian pertama, kita sudah membahas apa saja adab-adab bermasyarakat yang sering dilupakan oleh kita dari tiga hal. Berikut ini, mari kita lanjutkan 3 poin selanjutnya. 

4.  Memberi atau Berbagi Makanan 

“Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu.” (HR. Al-Bazzaar).

Dari hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa tetangga sudah seharusnya seperti kita menyikapi keluarga atau orang-orang terdekat. Jika mereka kesulitan, maka kita wajib untuk membantu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Apalagi jika kesulitan yang mereka hadapi itu berkaitan dengan kebutuhan pokok sandang, pangan, dan papan. 

Disebutkan juga dalam sebuah hadits, mengenai pentingnya kita berbagi makanan kepada tetangga. Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam bersabda kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, “Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu” (HR. Muslim).

5. Sabar Jika Diganggu

Tidak menutup kemungkinan jika dalam kehidupan bersosial kita pun akan mengalami gangguan atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Terhadap umat Islam, Allah memerintahkan kita untuk bersabar dan tetap berbuat baik kepadanya.

“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah. Disebutkan diantaranya: “Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh kematian atau keberangkatannya” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

6. Hak-Hak Tetangga Lainnya

Selain yang telah disebutkan di atas, ada juga hak-hak tetangga lainnya yang wajib untuk kita lakukan sebagai muslim. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadits berikut ini, 

“Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya.” (HR. Ath-Thabrani)

Membagi makanan pada tetangga karena mereka mencium baunya memang hal yang sederhana. Namun kadang hal tersebut sering kita lupakan. Padahal jika senantiasa kita lakukan, akan terbangun kepedulian, silaturahmi, dan persaudaraan yang kuat. 

Yang perlu diperhatikan, tidak berarti kita harus menjenguk tetangga atau bertemu langsung dengan mereka di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Bantuan, dukungan, dan kepedulian tentunya bisa dilakukan dengan berbagai hal walau tidak harus bertemu langsung agar penularan virus tidak semakin meningkat. 

Semoga, kita bisa mengamalkan adab-adab tersebut dalam keseharian. Khususnya di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Kehadiran kita untuk tetangga dan lingkungan sekitar akan saling menguatkan satu sama lain. 

Tentunya bukan saja menjadi pahala atau kebaikan bagi kita, namun juga menjadi bagian dari syiar Islam. Kita sebagai muslim bisa menunjukkan bahwa inilah ajaran Islam yang sesungguhnya, beradab dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.