Besar Zakat Fitrah Adalah Seharga Makanan Pokok Sehari-hari, Berikut Perhitungannya

Besar zakat fitrah adalah hal yang penting untuk diketahui. Di setiap Negara terdapat perbedaan besaran zakat fitrah, karena memiliki jenis makanan pokok yang berbeda. Lalu bagaimanakah perhitungan makanan pokok dari besar zakat fitrah yang perlu kita bayarkan? Simak ulasan berikut ini.

Besar Zakat Fitrah adalah Sebesar Satu Sha’

Ketika Islam turun, Nabi Muhammad telah mendapatkan ayat perintah untuk umat muslim menunaikan zakat. Namun, selama tinggal di Mekkah, Nabi Muhammad belum menetapkan besaran zakat yang wajib dibayarkan. Saat itu nominal zakat dikeluarkan secara sukarela untuk membantu membebaskan budak muslim, juga muslim yang sedang kesulitan ekonomi. 

Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad baru menetapkan berapa besar zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim. Syarat yang bagaimana seseorang dikenakan kewajiban untuk membayar zakat, serta syariat lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan zakat. Zakat fitrah wajib ditunaikan sebelum Sholat Ied, hal ini berfungsi agar saudara seiman yang tidak mampu, dapat memiliki makanan atau kecukupan untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: 6 Hikmah Zakat Fitrah Bagi Umat Islam

Menurut hadits Riwayat Muslim, hitungan besar zakat fitrah adalah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum. Sha’ adalah ukuran takaran, seperti kilogram ataupun liter. Menurut Mazhab Maliki, satu sha’ setara dengan empat mud. Satu mud setara dengan cakupan penuh dua tangan pada umumnya. Jadi misalkan kita meraup pasir dengan kedua tangan secara penuh, kira-kira itu dihitung sebagai satu mud. Namun hal yang menjadi kelemahan adalah, ukuran besar tangan setiap orang berbeda-beda. Maka hal ini menimbulkan perdebatan antar ulama tentang seberapa pastinya ukuran satu sha’ tersebut.

Besar Zakat Fitrah Menurut Mazhab Maliki

Mazhab maliki berpendapat bahwa besar zakat fitrah adalah 2,8 kg dari makanan pokok atau biji-bijian. Makanan pokok yang dimaksud adalah gandum, syair, salat (sejenis syair), jagung, dakhon (jenis gandum), kurma, kismis, atau keju. Jika tidak ada jenis makanan pokok tersebut, dapat diganti dengan jenis buah-buahan atau biji-bijian. Mazhab Maliki tidak membenarkan membayar zakat fitrah dengan uang.

Baca Juga: Cara Bayar Zakat Fitrah Sesuai Ketentuan Islam

Besar Zakat Fitrah Menurut Mazhab Hanafi

Berbeda dengan Mazhab Maliki, Mazhab Hanafi memperbolehkan membayar zakat fitrah dengan harga (uang) yang nilainya setara dengan berat makanan pokok. Hal ini berpedoman pada Surat Ali Imran ayat 92 yang berbunyi, “Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.”

Pada zaman Nabi Muhammad, harta yang paling dicintai adalah makanan. Sehingga pembayaran zakat fitrah diperintahkan dalam bentuk makanan pokok. Sedangkan, seiring perkembangan zaman, hal yang paling dicintai berubah menjadi harta emas atau uang. Oleh sebab itu, Mazhab Hanafi membolehkan membayar zakat fitrah dengan harga uang.

Mazhab Hanafi menetapkan besar zakat fitrah adalah 3,8 kg dari makanan pokok seperti hintah (gandum), syair (padi belanda), tamar (kurma), zabib (anggur), daqiq hintah (gandum yang sudah menjadi tepung), dan saweq (adonan tepung).

Mazhab Hanafi berpijak pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Tunaikanlah zakat fitrah sebelum kamu keluar untuk shalat hari raya, maka wajib atas setiap orang merdeka mengeluarkan dua mud gandum dan daqiq (tepung dari gandum).” (HR. Sunan Abu Daud, hal. 254).

Besar Zakat Fitrah Menurut Mazhab Hambali.

Perhitungan zakat fitrah menurut Mazhab Hambali yakni makanan pokok atau biji-bijian seberat 2,8 kg. Makanan pokok yang dimaksud adalah gandum bur, gandum syair, kurma, kismis, keju, buah-buahan, atau biji-bijian.

Mazhab Hambali sepemikiran dengan Mazhab Maliki, bahwa zakat fitrah tidak dapat digantikan dengan uang. Hal ini tertulis dalam Kitab Al Mughni, karya Imam Ibn Qudaamah al Hanbali (wafat pada 60 H), juz 2 halaman 671, “Barang siapa memberikan qimah (harga) maka tidak memenuhi unsur zakat”.

Besar Zakat Fitrah Menurut Mazhab Syafi’i

Mazhab Syafi’i berpendapat bahra besar zakat fitrah adalah 2,8 kg dari makanan pokok atau jenis biji-bijian. Makanan pokok yang dimaksud adalah makanan yang biasa dimakan oleh daerah setempat. Maka jika di suatu daerah tidak terbiasa makan kurma sebagai makanan pokok, maka tidak diwajibkan membayar zakat dengan makanan kurma. Bila makanan pokok sebuah daerah adalah tepung sagu, maka jenis zakat fitrah yang berlaku di daerah tersebut adalah tepung sagu. Walaupun tepung sagu tidak terdapat di daftar yang disebutkan dalam hadits. 

Mazhab Syafi’i tidak membolehkan membayar zakat fitrah dengan makanan yang bukan makanan pokok dari daerah tersebut, juga tidak membolehkan membayar dengan harga dari makanan pokok. Misalkan, makanan pokok yang disepakati di Indonesia adalah beras, namun membayar zakat fitrah dengan zabib (anggur), maka menurut Mahzab Syafi’i hukumnya tidak sah.

Besar Zakat Fitrah di Indonesia, Ditetapkan Oleh BAZNAS

Walaupun banyak perdebatan pemikiran antara ulama tentang berapa besar zakat fitrah, di Indonesia terdapat lembaga yang menetapkan besaran zakat fitrah. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) juga melakukan ijtihad perhitungan zakat fitrah yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia, besar zakat fitrah adalah makanan pokok beras sebesat 2,5 kg atau 3,5 liter beras.

BAZNAS sebagai lembaga resmi pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah di Indonesia, merujuk pada pendapat Shaikh Yusuf Qardawi yang membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang yang setara nominalnya dengan satu sha’ beras, gandum, atau kurma. Harga beras yang dipilih pun harus sesuai dengan yang dimakan sehari-hari, sebab di Indonesia memiliki banyak sekali variasi harga dan kualitas beras. Berdasarkan SK Ketua BAZNAS No. 7 Tahun 2021 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah, untuk wilayah Ibukota DKI Jakarta Raya dan Sekitarnya, ditetapkan bahwa nilai zakat fitrah setara dengan uang sebesar Rp40.000,-/hari/jiwa.

Tunaikan Zakat Fitrah Melalui Dompet Dhuafa

Dalam nominal rupiah, besar zakat fitrah adalah Rp 40.000 per jiwa. Jika Sahabat memiliki dua orang tanggungan, maka zakat fitrah yang dibayarkan dikali tiga. Yaitu untuk membayar zakat fitrah sendiri beserta dua orang tanggungan. Zakat fitrah dapat dibayarkan dengan makanan pokok, atau harga beras yang biasa dimakan seberat 2,5 kilo atau 3,5 liter. Misalkan Sahabat biasa dalam sehari-hari memakan beras dengan kualitas baik seharga Rp 15.000/liter, maka total nominal zakat fitrah yang dibayarkan adalah Rp 52.500 per jiwa.

Baca Juga: Hukum Bayar Zakat Online dan Cara Pelaksanaannya

Zakat fitrah sangat bermanfaat untuk saudara kita yang dhuafa. Sebab dalam perayaan Hari Kemenangan Idul Fitri, diharapkan semua orang berbahagia termasuk kaum yang kurang mampu secara ekonomi. Sahabat dapat berbagi kebahagiaan Idul Fitri melalui zakat fitrah bersama Dompet Dhuafa. Klik banner di bawah ini untuk menunaikan zakat.