Hukum Memakan Harta Anak Yatim Menurut Agama Islam

Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan untuk memuliakan semua makhluk hidup, teutama sebagai sesama manusia. Anak yatim adalah salah satu yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk disantuni. Untuk itu ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan seorang muslim jika menyantuni anak yatim. Anak yatim hidup dengan kondisi yang sudah ditinggalkan seorang Ayah serta kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Untuk itu, tidak heran jika memang Islam memerintahkan kita untuk menyantuni anak-anak yatim dan jangan sekali-kali memakan harta anak yatim. 

Dalam suatu riwayat, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan Muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukannya kedalam surga, kecuali apabila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.” (HR. Tirmidzi).

Hadits ini menunjukkan betapa mulianya orang-orang yang mau menyantuni anak yatim dalam hidupnya. Pahala dan surga menjadi jaminan bagi mereka, karena amalan yang telah dilakukan tersebut. Termasuk jika kita ingin memberikan sedekah dan zakat untuk anak yatim (sesuai dengan ketentuan golongan penerima zakat menurut Islam), maka ada keutamaan tersendiri

Baca juga: Teringat Sang Adik, Momen Haru Aska Saat Belanja Bareng Yatim di Supermal Karawaci

Namun, dalam Islam juga dilarang bagi kita untuk memakan harta anak yatim. Bahkan Allah memberikan kecaman yang luar biasa, bagi mereka yang melakukannya. Apalagi, anak yatim biasanya membutuhkan dukungan, bantuan, dan perlindungan lebih saat ayah atau orang tuanya telah tiada. Dalam sejarah masa lalu, tentu ada orang-orang yang tega berbuat hal tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai hukum memakan harta anak yatim dalam Islam.

Ayat dan Hadits tentang Memakan Harta Anak Yatim

Dalam Al-Quran dan hadits telah banyak disebutkan bahwa hukum memakan harta anak yatim atau mengambil harta anak yatim adalah suatu yang dosa dan Allah berjanji akan membalasnya kelak di akhirat dengan siksaan neraka. Untuk itu, perlu kita ketahui apa saja ayat dan hadits tersebut, agar kita bisa memahami dan meyakininya, sehingga kita menjauhi segala perkara yang menjerumuskan pada perilaku mengambil harta anak yatim tersebut.

  1. Q.S. Al-Ma’un [107] : 1-2

    Dalam Al-Quran surat Al-Ma’un ayat 1-2, Allah berfirman, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka mereka itulah orang yang menghardik anak yatim.”. Dalam ayat ini disebutkan bahwa menghardik anak yatim, dalam artian mencaci maki dan membiarkannya dalam kesulitan adalah dosa yang sangat besar. Untuk itu, jangankan mengambil hartanya, memakinya saja Allah memberikan kecaman yang luar biasa. Untuk itu, sayangi dan berilah perlindungan untuk mereka.

    Baca juga: Dompet Dhuafa Waspada Gelar Program BeReS Yatim dan Dhuafa

  2. Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim

    Dosa yang juga besar adalah termasuk jika kita mengambil dan memakan harta anak yatim, dimana harta tersebut bukanlah hak dari kita, tentu sebuah dosa yang sangat besar. Hal ini juga disebutkan dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang merusak,” dan salah satu diantara perkara yang Rasulullah sebutkan adalah “Memakan harta anak yatim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  3. Hadist Riwayat Ibnu Jarir

    Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibu Jarir juga disebutkan bahwa balasan Allah begitu pedih saat mereka mengambil harta anak yatim. Tentu kita tidak ingin dibangkitkan dalam kondisi yang menyedihkan seperti ini bukan?

    “Orang yang memakan harta anak yatim secara zalim akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dalam keadaan keluar nyala api dari mulut, telinga, hdiung, dan matanya. Siapapun yang melihatnya pasti akan mengetahui bahwa ia adalah pemakan harta anak yatim.”

  4. Q.S. An-Nisa [4] : 10

    “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala-nyala (nereka)”. Dalam surat An-Nisa ayat 10 berikut, telah jelas bahwa ketika kita memakan harta anak yatim, maka sebenarnya kita sedang menjerumuskan diri sendiri ke dalam jurang neraka. Kita memakan api sendiri dan membuat diri kita tersiksa nantinya di akhirat. Tentu hal ini perlu kita hindari sahabat.

  5. Q.S. Al-An’am [6] : 151-152

    “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepda ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabatmu dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan padamu agar kamu ingat.”

    Dalam ayat ini, sudah sangat jelas bahwa mendekati harta anak yatim saja dilarang, apalagi mengambil dan menjadikannya hak yang bukan seharusnya oleh kita. Untuk itu, seharusnya kita menjaga hartanya, memelihara, dan membuat anak-anak yatim tersebut tumbuh berkembang menjadi anak-anak yang sukses.

Cara Menjauhi Harta Anak Yatim

Seperti penjelasan dari ayat-ayat Al-Quran dan hadits, Allah begitu mengecam orang-orang yang mengambil harta anak yatim untuk kebutuhan dirinya sendiri. Tentu hal ini perlu kita jauhi, agar kita pun terhindar dari api neraka. Untuk menjauhi harta anak yatim, kita bisa melakukan hal-hal berikut ini.

  • Carilah harta yang cukup dan halal, dengan begitu kita tidak akan mengganggu harta yang bukan milik kita sendiri
  • Cintai dan sayangi anak yatim. Bayangkan mereka adalah diri kita. Bagaimana perasaan dan nasib hidupnya jika kita mengambil harta mereka dan mendzaliminya
  • Jangan hardik anak yatim jika kita tidak mampu membantu dan memberikannya kebahagiaan. Berikanlah kasih sayang dan hati yang ikhlas untuk mereka, walaupun belum bisa memberikannya dengan materi.

Percayalah, bahwa Allah akan membalas segala amal perbuatan baik kita dan juga amal perbuatan buruk kita dengan balasan yang setimpal. Jika kita menyayangi, menyantuni, dan memenuhi kebutuhan anak-anak yatim, insya Allah kita adalah bagian dari golongan Rasulullah SAW dan balasan surga akan diberikan juga oleh Allah.

Menyantuni anak yatim di bulan Muharram memiliki keutamaan tersendiri, namun tentu saja Allah tidak membatasi waktunya, kapanpun kita ingin beramal. Semoga bisa kita amalkan secara istiqomah untuk senantiasa menyayangi anak yatim ya, sahabat!