Sejarah Nuzulul Quran dan Keutamaannya Dalam Islam

Peristiwa Nuzulul Quran menjadi proses turunnya ayat Al-Quran dalam menyempurnakan ajaran Islam sebagai petunjuk kepada umat manusia. Sebagaimana yang sudah diketahui, dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 adalah surat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW saat berada di Gua Hiro pada tahun 610 M.

Ada 2 tahapan proses diturunkannya Al-Quran. Proses pertama, Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfuz ke langit dunia dalam kitab yang utuh. Disebutkan, pada pada tahap ini Al-Quran diturunkan pada malam lailatul qadar. Dari Ibnu Abbas berkata,

“Alquran itu diturunkan pada Lalilatul Qadar secara sekaligus, kemudian diturunkan lagi berdasarkan masa turunnya sebagian demi sebagian secara berangsur pada beberapa bulan dan hari.”

Proses kedua, Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. Peristiwa turunnya Al-Quran ke bumi yang terjadi secara berangsur-angsur ini pun diperingati pada malam 17 Ramadhan yang ditandai dengan wahyu pertama Surat Al-Alaq ayat 1-5.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan mansuia dari segumpal darah. Bacalah, da Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. AL-Alaq : 1-5).

Pada wahyu pertama turun, Rasulullah SAW masihlah tidak bisa membaca. Sehingga, ketika Malaikat Jibril mengucapkan firman Allah ini menyerukan Nabi Muhammad Saw untuk membacanya. Rasulullah SAW pun tidak bisa mengikutinya.

Peristiwa ini pun membuat Rasulullah pulang dalam keadaan gelisah. Bahkan, membuat badannya menjadi menggigil hingga demam. Hingga Rasulullah meminta Khadijah untuk menyelimuti dan menemani Rasulullah hingga beliau tenang.

Waktu yang dibutuhkan diturunkannya Al-Quran dari Malaikat Jibril kepada Rasulullah Saw kurang lebih 23 tahun di mana turunnya ayat per ayat ini menyesuaikan problematika sosial, krisis moral, keagamaan, kisah-kisah para Nabi terdahulu hingga hikmah.

Ayat terakhir yang diturunkakn Malaikat Jibril kepada Rasulullah ada pada surat Al-Maidah ayat 3. Disebutkan, ayat ini turun sesudah waktu ashar pada hari Jumat di Padang Arafah saat musim haji terakhir (wada).

Ketika ayat ini turun, Rasulullah berada di atas untanya sehingga agak kesulitas menangkap isi dan makna terkandung di dalam ayat 3 surat Al-Maidah. Sehingga, Rasulullah pun memutuskan untuk turun dari untanya dan bersandar pada binatang tersebut. dan Malaikat Jibril pun membacakan firman Allah Swt,

“…Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…” (QS. Al-Maidah: 3).

Setelah ayat ini turun pun Rasulullah pergi dari Makkah ke Madinah untuk mengumpulkan para sahabat. Rasulullah SAW pun mengabarkan kabar bahagia ini. Ketika para sahabat semua mendengarnya, mereka pun bergembira seraya berkata, “Agama kita telah sempurna. Agama kita telah sempurna.”

Keutamaan Malam Nuzulul Quran

Malam Nuzulul Quran sebagai peristiwa penting diturunkannya Al-Quran tentu menjadi peristiwa penting. Di balik peristiwa penting ini memiliki keutamaan yang baik untuk umat Muslim.

Malam Nuzulul Quran selain menjadi malam yang penuh keberkahan, memiliki keutamaan di mana Allah SWT melipatgandakan pahala umat Muslim yang beribadah. Sehingga, sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan.

Seperti itikaf di masjid, tadarus Al-Quran, memperbanyak zikir, memperbanyak sedekah, salat sunnah tarawih dan witir hingga tahajud. Serta memperbaiki perbuatan dan sikap dalam sehari-sehari.

Pada malam diturunkannya Al-Quran ini menjadi  malam penuh keberkahan di mana para malaikat turun ke muka bumi memberikan doa kepada setiap manusia yang melakukan ibadah.

Hikmah AL-Quran Turun Secara Berangsur-Angsur

Tentu saja ada alasan dan hikmah mengapa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur. Logika nalarnya saja, bagaimana mungkin Rasulullah Saw bisa menerima firman Allah Swt sekaligus jika pada wahyu yang pertama saja Rasulullah Saw dalam keadaan belum bisa membaca hingga kesulitan menerima wahyu tersebut?

Ada 3 hikmah dari diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur:

  1. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan umatnya. Dengan adanya firman Allah Swt yang turun secara berangsur-angsur inilah menjadi motivasi bagi Rasulullah SAW atas setiap petunjuk yang didapat ketika menghadapi ujian. Termasuk motivasi dari kisah-kisah umat terdahulu
  2. Mempermudah umat Muslim untuk menghapal dan memahami
  3. Menyesuaikan problematika dan dinamika sosial yang dihadapi oleh Rasulullah dan umatnya. Tentu saja, Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk umat Muslim. Sehingga, datang untuk menyelesaikan problematika yang ada pada saat itu.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, “Ayat yang pertama diturunkan menjelaskan tentang surga dan neraka. Lalu ketika hati orang-orang semakin meyakini kebenaran Islam, maka turunlah ayat-ayat tentang halal dan haram. Andaikan sejak semua yang turun adalah ayat seperti ‘Jangalah meminum khamar.’ Maka orang-orang akan berkata, ‘Kami tidak akan meninggalkan kebiasaan meminum khamar selamanya.’ Andaikan yang pertama kali turun adalah ayat ‘Jangan berzina’ maka, orang-orang akan berkata, ‘Kami tidak akan meninggalkan perbuatan zina selamanya.”

Jadi, itu dia sejarah turunnya Nuzulul Quran dan Keutamaannya dalam Islam. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dalam memperbanyak ibadah. Aamin.