PEMALANG — Semua yang berasal dari-Nya, pasti akan kembali pada-Nya. Ate Jainudin, salah seorang warga asal Desa Semingkir, Pemalang, Jawa Tengah, telah pulang ke rahmatullah diusianya ke-56, pada Minggu (28/7/2019) lalu. Sudah dua tahun terakhir ayah lima anak tersebut sering merasa sakit di bagian lambung dan usus. Hingga membuat Almarhum Ate Jainudin tidak bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai kuli bangunan dalam mencari nafkah untuk kebutuhan hidup keluarganya.
Selama kurun waktu tersebut, alhasil sang istri yang bernama Dawen (55), bersama beberapa anaknya menggantikan posisi Almarhum dengan menjadi pengamen yang beroperasi di dekat rumah mereka di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sambil terus berdoa dan bersama-sama melawan penyakit yang diderita almarhum tercinta. Namun kematian bukan lagi miliknya, semua sudah tertulis dalam bulatan takdir. Minggu (28/7/2019) pukul 14.38 WIB, Ate Jainudin menghembuskan nafas terakhirnya. Dengan meninggalkan keluarga dan anak terkecilnya yang masih berusia empat tahun.
“Menurut keterangan istri, almarhum tiba-tiba mendadak sakit, sepertinya kambuh. Lalu bersama Mas Nursalim didampingi ke RSUD Pasar Rebo. Namun tidak lama setelah itu, beliau meninggal,” ujar Yahya, selaku Tim Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah) Dompet Dhuafa pada (30/7/2019).
Dawen dan Nursalim merupakan tetangga. Mas Nursalim sendiri bagian dari Migrant Institute Dompet Dhuafa dan melalui dirinya juga yang memperkenalkan bantuan layanan mobil jenazah gratis dari Dompet Dhuafa. Mengingat biaya sewa mobil ambulance dari rumah sakit untuk mengantar ke luar kota sangatlah tinggi.
“Setelah kami mendapat kabar (almarhum) di pukul 14.40 WIB, kami langsung siap-siap berangkat. Kemudian di pukul, 16:20 WIB kami langsung memberangkatkan almarhum ke kampung halamannya di Desa Semingkir, Kecamatan Randu Dongkal, Pemalang, Jawa Tengah,” lanjut Yahya.
Lalu pada Senin, pukul 00:20 WIB, Tim Barzah beserta keluarga mendiang almarhum tiba di kampung halaman. Duka dan isak tangis mulai terdengar lagi dari sana-sini.
“Istri dan almarhum sudah 10 tahun tidak pulang ke kampung. Jadi dia sempat lupa arah jalur ke sana. Namun, alhamdulillah kita bisa sampai dengan selamat ke tempat tujuan. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya, serta ketabahan terlimpah bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkannya,” tutup Yahya. (Dompet Dhuafa/Fajar)