Menelusuri Akar Masalah Kemiskinan Indonesia Melalui The Poverty Outlook 2020

JAKARTA — Di tengah gegap gempita modernisasi, kemiskinan masih menjadi wabah yang sulit diberantas di negara manapun. Salah satunya juga di Indonesia. Persentase penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 sebesar 9,41%, menurun 0,25% poin terhadap September 2018 dan menurun 0,41% poin terhadap Maret 2018. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018.

Selaras dengan itu, IDEAS (Institute for Demographic and Poverty Studies), sebuah lembaga think-tank berbasis nilai-nilai filantropi islam yang fokus pada pembangunan nasional dan kebijakan publik, serta bernaung di bawah Yayasan Dompet Dhuafa, menggelar diskusi. Gelaran diskusi tersebut, sebagai upaya dalam mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia, dengan mengusung tema “Indonesia Poverty Outlook 2020” di Auditorium Adhiyana Wisma Antara, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).

“Sudah lama kita memerangi kemiskinan. Tapi mengapa masih banyak kemiskinan. Jadi apa yang salah? Selamat untuk IDEAS yang telah menghasilkan The Poverty Outlook 2020. Dengan ini, mari kita kupas, kita kritisi, dan kita bedah,” ujar Parni Hadi, selaku Inisiator, Pendiri dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa dalam sambutannya sebagai penanda mulainya gelaran tersebut.

Kegiatan dihadiri tamu undangan dari berbagai latar belakang seperti wartawan, akademisi dan praktisi yang tertarik melihat pemaparan dari masing-masing panelis. Adapun panelis yang mengisi di diskusi kali ini adalah DR. Hendri Saparini (Founder dan Ekonom CORE Indonesia), drg. Imam Rulyawan (Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa), Awalil Rizky, (Managing Director BRIGHT Indonesia), Yusuf Wibisono S.E., M.E (Direktur IDEAS Research).

Pengentasan kemiskinan dengan segala polemiknya sudah sedari dulu mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Baik pemerintah maupun pihak swasta juga berupaya dalam memerangi bersama-sama kemiskinan. Namun seiring berjalannya waktu, mulai muncul masalah lain yang memperburuk kemiskinan, korupsi. Awalnya progress, pro-pertumbuhan, pro-job, pro-environtment, lalu akhirnya jadi proyek (korupsi:red).

Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa, Yayat Supriatna juga menuturkan kalau kegiatan tersebut merupakan ajang untuk menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan oleh IDEAS Dompet Dhuafa dalam memerangi kemiskinan dan memberikan pemberdayaan melalui lima pilar utama Dompet Dhuafa.

“Ini juga sebagai salah satu akuntabilitas publik Dompet Dhuafa dalam upaya membantu masyarakat miskin terbebas dari kemiskinan,” ungkap Yayat Supriatna. (Dompet Dhuafa/Fajar)