Peringati Hari Kanker Dunia, LKC Purwokerto Luncurkan Palliacare “Teman Berbagi Harapan”

SIARAN PERS, PURWOKERTO — Hari kanker dunia yang diperingati setiap 4 Februari menjadi sebuah gerakan positif aktivis kanker di seluruh dunia, untuk menyuarakan dukungan kepada penyintas kanker. Selain itu juga sebagai sarana meningkatkan kesadaran kepada masyarakat umum akan bahaya kanker.

Untuk memaknai hari tersebut, aktivis Dompet Dhuafa Volunteer bersama dengan Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Purwokerto, dan komunitas, serta para penyintas kanker, menggelar acara di hari bebas kendaraan bermotor. Sejak pagi, pada Minggu (2/2/2020), para relawan telah berkumpul di area Car Free Day di Alun-alun Purwokerto, untuk memperingati Hari Kanker Dunia. Selain kampanye hari Kanker Dunia, LKC Purwokerto dan relawan dari berabagai komunitas juga menggelar sejumlah kegiatan. Mulai dari Sound Of Humanity, Bazaar, Deklarasi Volunteer Can Share yang peruntukan dananya untuk memberikan dukungan bagi para penyintas kanker.

Selain aktivitas galang donasi bagi penyintas kanker oleh komunitas dan relawan. Kemudian dilakukan pembagian 1.000 Pita Solidaritas Peduli Kanker dan Launching PalliaCare “sahabat Berbagi Harapan”. Direktur LKC Purwokerto, Titi Ngudiati, mengatakan PalliaCare merupakan upaya Dompet Dhuafa dalam memberikan dukungan bagi para penyintas penyakit terminal, salah satunya kanker. Bentuk dukungan yang akan diberikan melalui pendekatan- pendekatan psikososial, spiritual bagi pasien dan keluarga, serta advokasi baik kebijakan ataupun dukungan pemerintah atau instansi. Sehingga para penyintas penyakit terminal mendapatkan layanan yang mendukung kualitas hidup hingga akhir kehidupan mereka. Salah satu dukungan layanan Paliatif, saat ini LKC memiliki rumah singgah (shelter) pasien. Kebanyakan penghuninya adalah penyintas kanker dari berbagi wilayah di Jawa Tengah seperti Kab. Pemalang, Brebes, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, bahkan dari Dayeuh Luhur Jawa Barat juga ada.

Seperti saat ini rumah singgah pasien dihuni oleh penyintas kanker serviks stadium 2, Dasem (56) dari pemalang, Jawa Tengah. Dasem harus menjalani kemotherapy (3 hari) dan radiotherapy di RS Margono Purwokerto selama 28 kali berturut-turut. Selama tinggal di Rumah Singgah, pasien mendapatkan dukungan konsumsi, transportasi ke RS, dukungan spiritual melalui bina Rohani Pasien (BRP), serta pemeriksaan vital sign rutin oleh tim medis Gerai Sehat LKC untuk mengontrol kondisi umum Dasem. Kondisi Dasem yang terus mengalami pendarahan, mual dan pusing pasca kemotherapy, membuatnya sering kehilangan kesabaran, menjadi mudah emosional. Beruntung, tim LKC dengan menggandeng relawan-relawan, rutin hadir. bahkan sekadar mendengarkan keluhan, serta membunuh rasa sepi akibat jauh dari keluarga.

Lain Dasem lain pula dhuafa almarhum Laris Sitanggang. Penderita kanker tulang hidung yang telah meninggal pada Desember lalu. Laris membutuhkan layanan rawat luka pada area hidung yang mekar sebesar jajanan tradisional cucur. Setiap hari luka basah bernanah pada hidung Laris membutuhkan layanan rawat luka.

"Sewaktu tim datang pertama kali kerumahnya di Cilongok, Banyumas, kondisi luka sudah membusuk mengeluarkan push (nanah) dan membutuhkan pengangkatan jaringan-jaringan nekrotik yang telah mati," ungkap Arif Wijianto, Perawat Klinikal Rawat Luka LKC Dompet Dhuafa Jawa Tenghan. Sampai akhirnya meninggal, Laris yang juga pasien rumah singgah ini setiap hari menjalani rawat luka oleh tim LKC.

Bagian dari Palliacare, tim LKC membentuk relawan rawat luka atau wound care volunteer untuk memberikan dukungan perawatan luka di rumah-rumah pasien dhuafa, dengan keterbatasan mobilitas fisik. Selain berbagai upaya dukungan di atas, telah berjalan selama ini sinergi dengan berbagai komunitas, lembaga untuk penyintas kanker seperti komunitas Siaga Ambulance Indonesia untuk layanan transportasi rujukan dan kontrol bagi pasien kanker ke rumah sakit-rumah sakit yang ada di Yogyakarta dan pulau jawa lainnya secara cuma-cuma.

"Prinsip kami sejalan dengan tema kampanye kanker dunia, yaitu mengusung 'I Am and I Will,' mengajak setiap individu dari berbagai latar belakang untuk berperan dalam menghadapi kanker," pungkas Titi Ngudiati. (Dompet Dhuafa/LKC Purwokerto)