Respon Cepat Dompet Dhuafa untuk Bencana Nasional Melalui Indonesia Siap Siaga

SIARAN PERS, JAKARTA — Belum usai kabar duka menyelimuti bangsa Indonesia atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 8735 PK CLC di perairan Tanjung Kait, sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, dan mencatatkan korban 62 penumpang dan crew. Kemudian berbeda tepatnya di Sumedang, Jawa Barat, musibah tanah longsor menerjang Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, dan mencatatkan 24 korban jiwa, sementara 19 jiwa masih hilang, serta kemungkinan 12 jiwa masih tertimbun material longsor. 

Beruntun bencana masih membekas luka di bangsa ini belum berakhir, di  Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mengalami banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu (13/1/21) kemarin, bersumber dari BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah, terdapat kurang lebih 10.000 Jiwa dan rumah terdampak. Wilayah terdampak terdiri dari enam Kecamatan yakni Barabai, Hantakan, Batu Benawa, Batang Alai Selatan, Batang Alai Utara dan Pandawan, dengan ketinggian air kurang lebih 50-200 Centimeter.

Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi melalui pesan singkat mengatakan, “Berbagai bencana nasional yang terjadi selama kurang dari sebulan ini, menjadi tugas Dompet Dhuafa untuk terus bergerak dan melangkah terdepan dalam tanggap respon bencana di seluruh Indonesia. Meski pandemi Covid-19 masih menerpa, tugas respon terus bergulir. Indonesia Siap Siaga menjadi program unggulan Humanesia di bulan kemanusiaan tahun ini. Menilik data BNPB sampai dengan tanggal 18 Mei 2020 sudah terjadi bencana 1.296 yang didominasi bencana alam seperti banjir 495 kejadian, kemudian puting beliung 375 kejadian, tanah longsor 291 kejadian dan COVID-19 sebagai bencana nasional non alam.  Hal ini menjadi lecutan kita untuk terus bergerak dalam kebencanaan. Pada awal Januari, Dompet Dhuafa melalui Tim SAR DMC DD sudah bergerak pada kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dan Dompet Dhuafa Jawa Barat terjun dalam bantuan untuk longsor di Sumedang. Melihat rentetan bencana tersebut, Dompet Dhuafa terus merespon dan mengoptimalkan seluruh jaringan di Indonesia. Banjir di Kalimantan Selatan, Alhamdulillah kami turun dengan jaringan cabang Dompet Dhuafa dan Gempa di Majene, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan, Dompet Dhuafa Sulawesi Tengah, serta Tim SAR Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa turut serta merespon bencana tersebut”.

Kabar duka atas bencana nasional kembali tersiar. Kali ini dari Majene, Sulawesi Barat, Gempa 5,9 SR mengguncang kawasan tersebut pada Kamis, (14/1/21) pukul 14:35 WITA. Namun kembali menyusul, gempa berkekuatan 6,2 SR berlokasi di 6 Km Timur Laut Majene, Sulawesi Barat. Sampai hari ini, Jumat (15/1/21) siang, sudah tiga orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka dalam pendataan dan kurang lebih 2.000 orang menungsi di Kabupaten Majene. Sementara di Kabupaten Mamuju terdapat fasilitas umum rusak berat seperti Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulawesi Barat hingga rumah warga masih dalam pendataan dan untuk jaringan listrik  mengalami pemadaman.  Untuk di wilayah Majene, terdapat longsor di tiga titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju sehingga akses terputus. Dari data sementara terdapat 62 unit rumah rusak, puskemas, kantor Koramil Malunda mengalami rusak berat, berdasar data dari BPBD Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

“Hari ini Tim SAR DMC Dompet Dhuafa dan rekan-rekan dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah akan berkolaborasi dalam respon Indonesia Siap Siaga di Sulawesi Barat, tepatnya Mamuju dan Mejene. Langkah tersebut untuk membantu respon menyisir para korban dan meninjau segala kerusakan, serta kebutuhan untuk masyarakat terdampak gempa tersebut. Dompet Dhuafa juga mengharapkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk terus bersama-sama, bergotong-royong dalam meringankan saudara-saudara kita di Indonesia yang tertimpa bencana. Melalui Indonesia Siap Siaga, harapannya Dompet Dhuafa terdorong bergerak lebih maju dalam respon kemanusiaan di seluruh pelosok Indonesia,” tambah Nasyith Majidi. (Dompet Dhuafa / Bani Kiswanto)