Ahmad Afandi, Dari Korban Gempa Lombok Hingga Cita-cita Dirikan Pesantren Desain Grafis

TANGERANG — Dengan lihai, Ahmad Afandi (23), menunjukan kemapuan desain grafisnya. Menggunakan aplikasi Corel Draw, Afandi, begitu ia disapa, memotong dan menggabungkan objek yang berbeda menjadi satu gambar baru yang menawan.

“Ini salah satu karya saya kak,” terang Afandi, sambil menunjukkan gambar belalang yang digabung dengan gambar jagung. Mata awam Nampak akan terkecoh apabila tidak melihat dengan seksama.

Dua bulan sudah Afandi berada di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa di bilangan Karawaci, Tangerang. Selama itu, anak petani tersebut belajar banyak hal mengenai kemampuan desain grafis dan komputer. Menjadi peserta didik di Institut Kemandirian tidak masuk dalam daftar cita-cita kehidupan Afandi sebelumnya. Namun, kreatifitas dan hasrat belajar selalu ada dalam diri pria 23 tahun asal Lombok Timur tersebut.

Berkat ajakan dari teman di desa yang juga alumni Institut Kemandirian, Afandi bertekad untuk bisa berangkat ke Jawa, mengejar impianya. Bagi Afandi, jarak yang jauh sebanding dengan rasa penasarannya. Walau hanya lulusan Madrasah Aliyah, Afandi bertekad untuk mengejar keingintahuannya akan banyak hal. Fasilitas yang diberikan Institut Kemandirian dinilai Afandi sangat membantu dirinya untuk lebih yakin jauh dari kampung halaman.

“Alhamdulillah diajak teman, di desa. Kebetulan semua biaya disini itu gratis dan dibiayai. Ada asramanya juga, jadi saya yakin untuk jauh-jauh kesini,” terang Afandi.

Berasal dari pulau Lombok, Afandi masuk menjadi korban selamat gempa Lombok pertengahan 2018 lalu. Rumahnya yang ada di Lombok Timur rusak. Beruntung semua kelurganya selamat.

“Alhamdulillah kak, baik semua, walau rumah rusak, tapi masih bisa diperbaiki lagi,” jelasnya.

Sehari-hari, Afandi merupakan seorang petani. Bersama orang tua, Afandi mengelola ladang pertanian di Lombok. Mengelola pertanian sudah menjadi bagian dari hidupnya. Namun, Afandi memiliki cita-cita lain yang menggerakkannya mengikuti pelatihan di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.

“Saya ingin kedepanya dapat mendirikan pesantren desain grafis. Dimana pesertanya bukan hanya belajar desain grafis dan komputer, tapi juga belajar menganai agama,” terang Afandi. (Dompet Dhuafa/Zul)