SUBANG — Tiga puluh blogger asal Bandung, ramai-ramai mendatangi kebun Kawasan Indonesia Berdaya di Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Subang, Kamis (17/10/2019). Di kebun Indonesia Berdaya, para blogger mengikuti acara “Blogger MeetUp,” sekaligus melakukan study tour tentang pengelolaan aset-aset wakaf oleh Dompet Dhuafa. Dengan mengunjungi kebun secara langsung, para blogger mengaku mendapatkan pemahaman lebih mendalam. Selain itu, mereka juga dapat merasakan manfaatnya secara langsung.
Indonesia Berdaya adalah program Dompet Dhuafa dalam membantu para petani dan masyarakat kurang mampu dalam menjalankan usahanya yang tersebar di sejumlah wilayah. Saat ini, Indonesia Berdaya sudah bejalan di Subang, Jawa Barat, sejak pembebasan lahan kebun seluas 10 hektar pada 2014 lalu. Melalui program Indonesia Berdaya, Dompet Dhuafa berikhtiar membangun masyarakat secara produktif dengan aset wakaf dan dana zakat dari masyarakat.
Di sela-sela acara “Blogger Meet Up,” Dompet Dhuafa membentuk sesi diskusi bersama para blogger. Melalui kemasan talkshow, Bobby P. Manullang dari direktorat wakaf Dompet Dhuafa dan Kamaluddin dari direktorat program Dompet Dhuafa, memberikan pemaparan mengenai program tersebut.
Selaku General Manager Wakaf Mobilization Dompet Dhuafa, Bobby P Manullang menyebutkan, Dompet Dhuafa sebagai nazir wakaf memiliki banyak aset wakaf. Aset wakaf tersebut didapat dari para dermawan yang mempercayakan Dompet Dhuafa untuk menjaga dan mengelolanya. Sehingga manfaatnya dapat terasa luas oleh masyarakat. Tidak sampai di situ, Dompet Dhuafa menjadikan aset wakaf sebagai hal yang mempunyai nilai produktif dan berkelanjutan.
“Dompet Dhuafa dalam mengelola aset dan dana wakaf, tidak hanya menjaga agar aset tersebut tidak berkurang. Namun juga menjadikannya wakaf yang produktif. Manfaatnya dapat menjadi lebih luas lagi dan juga selalu berkelanjutan, tanpa mengurangi nilai pokoknya,” terang Bobby.
Bobby menyebutkan, Dompet Dhuafa mengelola wakaf dalam empat sektor. Pertama kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial. “Termasuk Indonesia Berdaya di Subang ini, masuk di sektor ekonomi,” sebutnya.
Selain Indonesia Berdaya, Dompet Dhuafa membangun swalayan dari dana dan aset wakaf untuk memfasilitasi pemasaran produk-produk UKM binaan Dompet Dhuafa. Selain itu, ada Home Stay, ruko-ruko, virtual office, pabrik atau industri dan ada beberapa lainnya.
“Semua itu berasal dari aset dan dana wakaf untuk dikembangakan, tanpa mengurangi nilai pokoknya,” lanjutnya.
Kamaluddin, selaku Manajer Divisi Ekonomi Dompet Dhuafa, juga pendamping Indonesia Berdaya menjelaskan, di Indonesia Berdaya yang sangat diutamakan adalah para petani atau pekebun dan peternaknya. Untuk itu, harga penjualan di pasar, sangatlah dijaga. Supaya tetap stabil dan ada nilai lebihnya.
“Di sini yang ditanam oleh para pekebun kita adalah nanas dan buah naga. Di belakang ada peternakan yang biasanya diperuntukkan program Tebar Hewan Kurban. Supaya para petani atau pekebun tersebut, mendapatkan kesejahteraan. Sehingga kami jaga harga agar selalu stabil. Untuk menjaga harga, yang kami lakukan adalah menjaga mutu dan kualitas. Mungkin kita pernah mendengar kalau buah naga terkadang harganya jatuh. Namun, alhamdulillah-nya di sini, harga buah naga selalu stabil,” terang Kamal.
Bahkan, lanjutnya harga jual buah nanas dan naga di sini bisa dibilang agak sedikit lebih mahal dibanding dengan yang lain. Karena cara penanaman dan pemupukannya tidak menggunakan bahan kimia. Kamal mengklaim seluruh prosesnya dilakukan secara organik, diintegrasikan dengan peternakan.
“Sebagian besar konsumen yang sudah merasakan buah naga di sini mengatakan, memang rasanya berbeda dengan yang lainnya. Lebih enak dan lebih segar katanya,” ungkap Kamal.
Sebanyak 30 warga tergabung dalam kelompok Indonesia Berdaya di Subang. Mereka mengaku sangat terbantu dengan adanya program Indonesia Berdaya dari donatur Dompet Dhuafa tersebut. Mereka tak perlu khawatir harga jual buah saat panen merosot. Selain sudah memiliki pasar penjualan, Dompet Dhuafa juga sedang membangun pabrik jus kemasan di dekat kebun untuk menampung hasil panen buah-buah hasil panenan di kebun Indonesia Berdaya.
Di akhir sesi, para blogger diajak berkeliling kebun melihat langsung teknik perkebunan dan peternakan Indonesia Berdaya. Mereka juga diperkenankan membawa pulang buah-buah hasil kebun petani IB. (Dompet Dhuafa/Muthohar)