Bang Sidik Berburu Madu Ke Ujung Kulon

Oleh: Muhammad Ihsan*

Apa kabar sahabat Bang Sidik di seluruh dunia? Ada yang pernah ke Taman Nasional Ujung Kulon Belum? Itu loh yang terkenal sebagai tempat Badak Jawa tinggal. Kali ini Bang Sidik mau ajak kamu jalan-jalan ke TN Ujung Kulon. Ngelihat Badak? Bukan.hehe. Kita akan berburu Madu Hutan. Sahabat harus tahu nih, d Ujung Kulon juga penghasil madu hutan cukup besar. Bahkan di tahun 2014 Madunya sampai di ekspor ke Malaysia. Masya Allah! Proses panen madu di ujung kulon dlaksanakan ketika musim kemarau saat sawah kering . Yuk simak perjalanan Bang Sidik berburu madu bersama para pemburu madu binaan Dompet Dhuafa.

Bang Sidik berangkat dari kantor pusat Dompet Dhuafa Ciputat pukul 16.30. kita sampai di Pandeglang pukul 19.18 , di tempat ini kita sekalian istirahat dan makan malam. Setelah perjalanan kurang lebih selama enam jam menggunakan mobil pukul 12.28 kita sampai di Ujung Kulon dan menginap di Sekretariat Paguyuban Warga Ujung Kulon. Disini kita istirahat untuk melepas lelah perjalanan yang panjang.

Bang Sidik sudah sampai di markas paguyuban warga ujung kulon

Alhamdulillah Bang Sidik sudah sampai di markas paguyuban warga ujung kulon

Sebelum berburu sekitar pukul 08:00 bang sidik dan sahabat pemburu melakukan rapat terlebih dahulu  dimana sarang lebah yang akan kita panen dan tentunya mempersiapkan golok. Iya golok, peralatanya mana? Para pemburu madu di Ujung Kulon terbiasa mempersiapkan peralatan berburu dengan sumberdaya di hutan. Keren kan!

Pemburu madu hutan melaksanakan musyawarah terlebih dahulu sebelum berangkat memanen

Sahabat disini sarang Odenkya terletak pada pohon-pohon yang sangat tinggi loh, ketinggianya sekitar 20-50 meter, Wow! Sebelum masuk ke hutan untuk mulai berburu kita berdoa dulu ya. Untuk sampai di lokasi panen Bang Sidik jalan kaki kurang lebih 1,5 jam, lumayan cape juga loh, hehe. Ternyata Sarang odenk di pohon ini tinggi banget sob kurang lebih 35 meter. Manjatnya gimana ya? pake golok? Bukaaan. Tapi pake rotan! Masya Allah. Golok Cuma digunakan untuk mempersiapkan rotan dan bambu.

warga menyiapkan rotan untuk memanjat pohon

Sebelum memanjat pohon untuk memanen, tim di bagi-bagi tugas untuk mempersiapkan alat-alat untuk memanjat pohon dan memanen. Peralatan yang perlu disiapkan adalah potongan bambu, rotan, Upet, dan Tamilung. Rotan yang digunakan untuk memanjat pohon oleh warga setempat dinamakan sigay rambat. Upet adalah pengasapa berbahan daunan kering dibungkus daunan basah yang dianyam dengan rotan, fungsinya untuk mengusir lebah sementara dari sarangnya. Madu akan di panen ketika lebah sudah pergi dari sarangnya karena di asapi dengan upet.

Bang Sidik juga turut membntu warga mempersiapkan upet untuk pengasapan

Memanen madu disini menggunakan teknik yang dinamakan panen lestari. Jadi dengan menerapkan teknik Panen Lestari di musim panen dalam waktu dua minggu madu dapat di panen kembali. Teknik lestari juga menjaga populasi lebah hutan untuk terus berkembangbiak. Teknik panen lestari caranya dengan meninggalkan anakan lebah tetap disarang.

Tak mau kalah dengan para pemburu madu Bang Sidik juga ikut memanjat pohon loh. 

Menurut Kang Eman Sulaeman yang mendampingi para pemburu madu hutan di Ujung Kulon, setiap kali panen pasti ada aja yang kena sengatan lebah. Jadi sahabat harus hati-hati dan mempersiapkan pakaian berlapis agar tidak kena sengatan lebah. Tapi hal itu gak berlaku untuk Pak Satria, yuk kenalan dulu nih beliau yang akan memanen madu kali ini. Satria terbiasa memanen madu hanya menggunakan Pakaian satu lapis, dan penutup kepala saja. Bahkan ia tak memakai sarung tangan dan alas kaki.

Satria sangat mahir berburu madu dengan alat pengaman yang minim

Madu yang telah dipanen akan kita taruh di Tamilung. Tamilung adalah wadah untuk menampung hasil panen madu kita. Sahabat sebenarnya bisa langsung menikmati madu dengan cara diemut seperti permen. Enak banget loh Bang Sidik suka banget. Gak terasa kita sudah 4 jam lebih di hutan untuk berburu madu hutan. Sekarang Bang Sidik dan para pemburu kembali ke sekretariat untuk mengolah madu hutan untuk dikemas.

Penyaringan dilakukan dengan sangat sederhana dan menjaga kebersihan setiap proses

Teknik mengolah madu hutan yang akan Bang Sidik gunakan adalah teknik pasca panen higienis. Dahulu, Kualitas madu sebelum bergulirnya program Dompet Dhuafa kualitasnya masih buruk. Masyarakat mengeluarkan madu dari sarang dengan cara diperas tangan tanpa menggunakan sarung tangan. Sehingga bercampur dengan polen, anakan dan banyak kotoran lainnya. Cara ini membuat madu tidak steril dan cepat menimbulkan fermentasi. Alhamdulillah, Bang Sidik dan Dompet Dhuafa memberi pelatihan peningkatkan mutu madu dengan teknik pasca panen higienis, yaitu dengan cara mengiris sarang madu dan dibiarkan madu keluar di atas wadah kain saring.

Yeaaaaaaaa! Proses berburu madu selesai dan siap untuk di konsumsi 🙂

Setelah melalui penyaringan pertama madu akan disaring kembali dan dimasukkan kedalam wadah besar. Dari wadah besar ini baru deh madu akan kita kemas ke dalam botol – botol kecil dan siap untuk didisribusi ke warung-warung. Seru banget kan berburu madu di hutan. Sahabat bisa juga ikutan loh, siap-siap di bulan Oktober akan ada Care Visit Dompet Dhuafa ke daerah pemberdayaan lainya. Ikuti terus serial Bang Sidik Melancong dengan like fan page abang di https://www.facebook.com/BangSidik.Komik. jangan lupa like ya.

*Penulis adalah amil Dompet Dhuafa. ia juga aktif menulis di blog pribadinya penaaksi.com