Banjir-Longsor Tewaskan 11 Korban Di Pacitan, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim Respon Via Jalur Darat

Foto Ilustrasi Longsor Courtesy Dompet Dhuafa

 

JAKARTA — Menurut informasi yang dihimpun dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Cuaca ekstrem yang terjadi akibat pengaruh Siklon Tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor dan puting beliung. BMKG telah menyampaikan peringatan dini adanya siklon tropis Cempaka yang berada di perairan  sekitar 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan, Jawa Timur. Kekuatan siklon mencapai 65 km per jam pada Selasa (28/11). Dampak dari siklon tropis Cempaka adalah cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di kawasan Jawa dan Bali.

Adanya fenomena tersebut, mengubah cuaca ektrem menjadi penyebab banjir, longsor dan puting beliung di 21  kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali. Data sementara yang dihimpun Posko BNPB, bencana tersebut melanda Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Serang, Sukabumi, Purworejo, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.

Pacitan menjadi kawasan paling dekat dengan siklon tropis Cempaka dan menimbulkan banjir dan longsor akibat hujan lebat dengan instensitas yang sangat tinggi pada Selasa (28/11) dini hari. Sungai-sungai meluap menyebabkan ribuan rumah terendam banjir. Banjir pun meluas ke 13 desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan (Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo, Desa Kayen, desa kembang, Desa Ploso, Desa Arjowinangun, Desa Sidoharjo), Kecamatan Kebon Agung (Desa Purworejo,  Desa Banjarjo, Desa Kebon Agung), dan Kecamatan Arjosari (Desa Pagutan, Desa Jatimalang, Desa Arjosari). Hingga informasi ini diturunkan, jalan lintas selatan di kawasan Pacitan lumpuh total.

Korban jiwa sebanyak 11 orang tercatat dari bencana yang melanda Kabupaten Pacitan. Ke-11 korban meninggal dunia terdiri dari 9 orang akibat tertimbun tanah longsor dan 2 orang hanyut terbawa banjir. Hingga berita diturunkan, sembilan korban meninggal akibat longsor itu hingga saat ini belum dapat dievakuasi. Sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan, menjadi kendala. Warga yang terdampak pada bencana kali ini lebih dari 4.000 jiwa dan perlu dievakuasi. Kerusakan masih dalam pendataan. Pengungsi di Kecamatan Pacitan ditempatkan di GOR Pacitan dan Masjid Sirnoboyo.

Melihat kondisi tersebut, Dompet Dhuafa melalui tim Disaster Management Center (DMC), malam ini, Selasa (28/11), memberangkatkan tim relawan melalui jalur darat, dengan konsentrasi respon bencana banjir dan longsor di kawasan Pacitan, Yogyakarta dan sekitarnya. Harapannya dapat dengan cepat membantu kebutuhan mendesak masyarakat terdampak, termasuk proses evakuasi.

“Malam ini, tim sudah mempersiapkan perbekalan dan ready untuk diberangkatkan ke titik-titik bencana. Target utama dari tim darat yang bergerak malam ini adalah merespon kawasan Pacitan dan sekitarnya yang terdampak. Harapannya bencana tidak meluas dan tim darat dapat bergerak membantu bencana erupsi di Bali,” ungkap Syamsul Ardiansyah, selaku Direktur Disaster Management Center Dompet Dhuafa.

Diperkirakan siklon tropis Cempaka akan bergerak menjauhi  wilayah Indonesia pada Rabu (29/11). Namun masih memberikan dampak hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali. Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, longsor dan puting beliung. Mari, semua siap siaga menghadapi fenomena yang ada. Terpenting juga doa dan bantuan untuk saudara sesama yang menjadi korban terdampak bencana. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)