Wajib Tahu, Berikut Batas Waktu Shalat Wajib Lengkap

Ada kalanya ketika kita beraktivitas hingga malam hari, begadang, lelah karena banyak tugas yang tenggatnya tidak lama lagi, lalu telat tidur, yang menyebabkan keesokan harinya kita telat bangun dan beranjak dari kasur untuk melaksanakan shalat Subuh. Bagaimana jika itu terjadi kepada dirimu? Bagaimana batas waktu shalat wajib dan sunnah yang ditetapkan? Apakah kita masih bisa shalat subuh ketika matahari telah terbit? Melalui artikel ini, diharapkan semua pertanyaan dan keraguan bisa terjawab.

Batas Waktu Shalat Wajib dan Sunnah

Sebetulnya, jika kita mengetahui batas waktu shalat wajib maupun sunnah, kita terhindar dari keraguan untuk melakukan shalat, terlebih shalat wajib. Sebagai awalan, artikel ini akan menjawab pertanyaan di atas, apakah kita masih bisa dan boleh shalat subuh ketika matahari telah terbit?

Jawabannya, bisa. Allah SWT. telah menentukan waktu shalat, seperti yang difirmankan di Surah An-Nisa ayat 103 yang berbunyi:

“Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Namun, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan kita untuk melaksanakan shalat subuh ketika matahari telah terbit dan tata cara melaksanakannya sebagai berikut:

Bagi kamu yang tidak sengaja bangun telat di pagi hari, maka segeralah untuk melaksanakan shalat subuh. Dalam hal ini, kamu tidak akan mendapat dosa karena secara tidak sengaja bangun kesiangan.

Hal ini pernah terjadi kepada Rasulullah SAW. ketika Ia berada di dalam perjalanan. Para rombongan Rasulullah SAW. tertidur hingga matahari terbit. Melihat sudah ada matahari yang baru terbit, Rasulullah langsung memerintahkan Bilal untuk adzan dan iqamah. Akhirnya, Rasulullah bersama para sahabat langsung melaksanakan salat subuh.

Baca juga: Ayat Al-Quran Tentang Zakat yang Bergandengan dengan Perintah Shalat

Lalu, bagaimana jika ada unsur kesengajaan untuk meninggalkan shalat subuh, seperti misalnya sudah terbangun tapi tidak segera melaksanakan shalat?

Para ulama berpendapat bahwa jika kita berada pada situasi tersebut, maka diwajibkan untuk mengqhada dan bertaubat kepada Allah SWT, karena telah sengaja meninggalkan shalat ketika waktunya tiba. Lalu, bagaimana dengan batas waktu shalat wajib yang lain? Berikut penjelesannya.

  1. Waktu Shalat Dzuhur

    Secara bahasa, dzuhur berarti waktu Zawal, waktu berpindahnya matahari ke tengah-tengah langit menuju arah tenggelamnya di barat. Awal waktu shalat dzuhur adalah ketika matahari sudah bergeser dari timur, arah terbitnya, ke barat, arah tenggelamnya matahari, sebagaimana yang dijelaskan pada hadits Rasulullah SAW. dari sahabat Abdullah bin Amr rodhiyallahu anhu:

    “Waktu Shalat Dzuhur adalah ketika tergelincir matahari (menuju arah tenggelamnya) hingga bayangan seseorang sebagaimana tingginya selama belum masuk waktu Ashar” (HR. Muslim No. 612).

    Untuk batas waktunya, berdasarkan pendapat mayoritas ulama, adalah hingga panjang bayang-bayang seseorang semisal dengan tingginya, atau ketika sudah masuk waktu Ashar. Dalilnya terdapat pada hadits yang telah disebutkan di atas. Disunnahkan kepada umat muslim untuk menyegerakan shalat Dzuhur di awal waktunya, sebagaimana terdapat dalam hadits Jabir bin Samuroh rodhiyallau anhu yang berbunyi:

    “Nabi SAW. biasa mengerjakan Shalat Dzuhur ketika matahari telah tergelincir.” (HR. Muslim no. 618)

  2. Waktu Shalat Ashar

    Secara bahasa, Ashar memiliki arti waktu sore hingga matahari memerah atau akhir dalam sehari. Awal waktu shalat Ashar seperti yang telah disepakati oleh mayoritas para ulama (jumhur ulama) adalah jika panjang bayangan sesuatu telah semisal dengan tingginya. “…Waktu Ashar masih tetap ada selama matahari belum menguning…” (HR. Muslim no. 612)

    Meski begitu, banyak pendapat ulama dalam menentukan akhir waktu Shalat Ashar, seperti hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah rodhiyallahu anhu ketika Jibril ‘alihissalam menjadi imam bagi Nabi SAW:

    “Jibril mendatangi Nabi SAW ketika matahari telah tergelincir ke arah tenggelamnya kemudian dia mengatakan, ‘Berdirilah wahai Muhammad, kemudian Shalat Dzuhur lah. Kemudian Ia diam hingga saat panjang bayangan seseorang sama dengan tingginya. Jibril datang kemudian mengatakan, ‘Wahai Muhammad berdirilah, Shalat Ashar lah’. Kemudian ia diam hingga matahari tenggelam, diantara dua waktu ini adalah dua waktu sholat seluruhnya” (HR. Nasa’i No. 526)

    Ada juga yang berpendapat bahwa waktu Ashar tetap ada selama langit masih menguning (HR. Muslim no. 612). Pendapat terakhir terdapat pada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi SAW, Abu Hurairah, yang berbunyi:

    “Barangsiapa yang mendapati satu rakaat shalat Ashar sebelum matahari tenggelam, maka Ia telah mendapatkan shalat Ashar” (HR. Bukhori No. 579 dan Muslim No. 608).

    Namun, para ulama menyimpulkan dan berkompromi atas ketiga hadits yang memiliki perbedaan, sebagai berikut:

    Hadits tentang shalat Nabi SAW. dan Jibril ‘Alaihissalam dipahami sebagai waktu akhir waktu terbaik pelaksanaan shalat Ashar, hadits Abdullah bin Amr dipahami sebagai penjelasan tentang kapan shalat Ashar  masih boleh dilaksanakan, dan waktu hadits Abu Hurairah sebagai penjelasan tentang waktu pelaksanaan shalat Ashar jika terdesak, yang mana akan makruh mengerjakan shalat Ashar di waktu yang ditetapkan di hadits tersebut kecuali bagi orang yang memiliki udzur, maka mengerjakan shalat pada waktu itu hukumnya tidak makruh.

  3. Waktu Shalat Maghrib

    Shalat Maghrib merupakan shalat yang dilaksanakan pada waktu tenggelamnya matahari. Jika ditanya kapan waktu awal untuk melaksanakan shalat Maghrib, kaum muslim bersepakat satu jawaban, yaitu ketika matahari telah tenggelam hingga matahari benar-benar tenggelam sempurna.

    Meski begitu, masih ada perdebatan antar ulama tentang kapan akhir waktu shalat Maghrib. Namun, pendapat yang paling diterima oleh ulama adalah pendapat dari Sufyan ats Tsauri, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Mahzab Hanafi, serta sebagian mahzab Syafi’i, yang berdalil (dari hadits Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu ‘anhu):

    “Waktu sholat maghrib adalah selama belum hilang sinar merah ketika matahari tenggelam” (HR. Muslim No. 612).

  4. Waktu Shalat Isya

    Para ulama sepakat bahwa waktu awal shalat Isya adalah jika telah hilang sinar merah di langit. Ada beberapa pendapat untuk akhir dari shalat Isya, namun yang paling tepat terdapat di hadits Abu Qotadah yaitu hingga terbit fajar.

Baca Juga: Batas Waktu Sholat Subuh dan Hukum Bangun Kesiangan

Terjawab sudah pertanyaan tentang waktu shalat wajib agar kita lebih memahami aturan yang telah ditetapkan beserta dalilnya. Sesungguhnya, waktu terbaik untuk shalat adalah di awal waktu. Amalah wajib ini lebih lengkap jika kamu juga melaksanakan kewajiban zakat untuk membantu mereka yang membutuhkan. Kamu bisa langsung menuju Dompet Dhuafa untuk menyisihkan sedikit penghasilanmu untuk kebaikan.

Apapun profesinya, jangan lupa tunaikan zakat penghasilanmu