PATI, JAWA TENGAH — Tidak biasanya, siang itu, Rabu (28/4/2021), matahari enggan menunjukkan pancaran sinar teriknya. Bulir-bulir air dari ketinggian awan gelap sayup berjatuhan, bersamaan dengan jatuhnya bulir-bulir keringat para amil Tuhan.
Ali Zuhri dan para amil Tebar Zakat Fitrah (TZF) lainnya berganti silih mengangkat satu persatu paket sembako seraya menghitung jumlahnya.
Hanya berjarak kurang dari lima meter dari tempat para amil berpijak, mata mereka menangkap seorang ibu dan anak laki-laki datang dengan sepeda motornya. Usai memutar kunci motor ke kiri, seraya berjalan menuju Pak Ali, ibu itu memasukkan tangan kanannya ke dalam saku.
Dikeluarkannya selembar surat berisi nama dirinya Sunartin (44), serta dua anaknya Mela Sindila (17) dan Guna Ariton (4), kemudian ia sodorkan kepada Pak Ali.
Oleh Pak Ali, ditukarnya selembaran itu dengan bingkisan sembako zakat titipan Dompet Dhuafa dari para muzakki. Raut senang pun semakin terpancar dari balik masker biru muda, terlihat dari kerutan sekitar mata tuanya.
“Matur nuwun Pak Ali, matur nuwun bapak-ibu Dompet Dhuafa,” ucapnya senang.
Baca Juga: http://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/Tebar-2000-Paket-Zakat-Fitrah-untuk-Kaum-Dhuafa-Pati
Bulir hujan semakin deras berjatuhan, Sunartin memutuskan untuk duduk menunggunya reda. Pak Ali yang kebetulan duduk di sampingnya melontarkan pertanyaan ringan.
“Kula tinggal kalian lare-lare. Niki sing enom tesih PAUD, sing mbarep estri insyaAllah tahun niki lulus SMA. Bapak sampun tindak, dados sakniki kula sing nyekolahno lare-lare,” jawab Sunartin.
Meski hujan tak kunjung reda, namun Sunarti semakin hangat bercerita. Guna memenuhi kebutuhan anak-anaknya sehari-hari, Sunarti membuka warung nasi kecil di rumahnya. Meski tidak banyak yang didapatnya, namun ia selalu sabar dan merasa bersyukur mampu mencukupi kebutuhan pokok anak-anaknya. Ia juga selalu sabar dalam mendidik dan mendoakan yang terbaik untuk mereka.
Buah dari sabar dan syukur Sunartin ternyata berdampak luar biasa. Di sekolah, Mela termasuk dalam anak yang rajin, pintar, cerdas, dan berprestasi. Tak jarang, Mela diikutkan berbagai perlombaan oleh sekolah, dan berujung membawa piala ke rumah. Giat dan prestasinya pun dilirik oleh orang-orang baik, hingga ia terus mendapatkan beasiswa didik.
“Kunci urip kula nggih sabar. Mungkin rejeki kula mboten saking arta. Nanging saking pendidikan yoga-yoga kula,” ucapnya senyum haru.
Tahun ini Mela akan lulus jenjang pendidikan SLTA. Setelahnya, Sunartin berharap Mela dapat terus melanjutkan pendidikan hingga kelak dapat merubah kondisinya lebih baik darinya. Sunartin mengungkapkan, beberapa pekan lalu ada orang dari sebuah lembaga yang menawarkan beasiswa kuliah di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Besar harapannya anaknya akan mendapat beasiswa tersebut, namun katanya, tetap akan dipertimbangkan dan didiskusikan dengan Mela.
Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, TZF Dompet Dhuafa menyasar ke daerah-daerah dengan tingkat perekonomian yang rendah. Disana, sebanyak 2.000 paket telah berhasil didistribusikan kepada yang berhak sejak 21 April 2021 dan selesai pada 28 April 2021. Para penerima manfaat di kawasan ini sebagian besar merupakan para petani, buruh tani, buruh bangunan, pencari pasir, janda, dan pedagang yang pendapatan serta perekonomiannya tergolong sangatlah rendah. (Dompet Dhuafa / Muthohar).