Belajar dari Dompet Dhuafa, Lembaga Sosial Filipina Bertandang ke Zona Madina

BOGOR — Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa kembali kedatangan tamu dari luar negeri. Kali ini tamu tersebut berasal dari lembaga kemanusiaan asal Filipina yang disebut dengan Center for Agriculture and Rural Development Mutually Reinforcing Institutions (CARD MRI). Sebuah lembaga kemanusiaan yang berdiri pada 10 Desember 1986 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan. Baik di bidang pendidikan, kesehatan dan pertanian.

Kedatangan mereka merupakan bagian dari “Exposure Trip to Dompet Dhuafa’s Shariah Financing,” yang bergulir dari tanggal 3 April hingga 9 April 2019. Kegiatan tersebut merupakan kunjungan kerja sama untuk mengenal lebih dalam program-program Dompet Dhuafa. Sekaligus menjadi ajang untuk memperdalam ikatan persahabatan antar sesama lembaga kemanusiaan.

“Kami mengetahui kalau Dompet Dhuafa memiliki program-program yang bagus. Pemimpin lembaga kami bekerja sama untuk belajar lebih dalam terkait program-program Dompet Dhuafa. Sehingga kita mampu juga menerapkan program-program yang sama di negara kami. Karena melihat sebuah institusi memberikan pelayanan semacam ini, merupakan pengalaman yang jarang sekali,” ujar Carmen, salah satu anggota CARD MRI yang berasal dari Mindanao.

Sebelumnya pada tanggal 4 dan 5 April 2019 mereka mendatangi BMT Beringharjo, salah satu lembaga simpan pinjam yang pengelolaannya berbasis syariah binaan Dompet Dhuafa. Pendirian BMT sendiri yakni untuk mengedukasi dan memberdayakan pedagang-pedagang kecil demi meningkatkan usahanya.

Kemudian, mereka yang terdiri dari 11 orang, mendatangi Zona Madina yang merupakan kawasan pemberdayaan masyarakat yang meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya. Kawasan pemberdayaan tersebut merupakan pengejawantahan dan optimalisasi dana ZISWAF (zakat, infak, sedekah, dan wakaf). Mereka diajak berkeliling mulai dari Lembaga Pengembangan Insani (LPI), dan RS. Rumah Sehat Terpadu, sambil bercakap-cakap ringan dengan beberapa penerima manfaat.

“Kami (Dompet Dhuafa dan CARD MRI) memiliki program yang tidak jauh berbeda. Hanya saja perbedaan yang jelas terletak di sumber keuangannya, yakni apa yang disebut dengan zakat. Menurut saya, hal tersebut sepertinya tidak memungkinkan di negara Filipina. Itulah mengapa kami sangat kagum dengan metode zakat tersebut. Melihat bagaimana masyarakat memercayai uang mereka (dengan metode zakat) ke suatu institusi untuk dimanfaatkan menjadi program-program, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia itu sendiri. Langkah tersebut adalah sesuatu yang menakjubkan,” lanjut Carmen.

Kegiatan pada hari itu ditutup dengan mengunjungi Wisata Djampang. Di mana mereka dengan girangnya mencoba masing-masing layanan wisata yang tersedia, salah satunya memanah. Sambil diliputi tawa canda antara pegiat Dompet Dhuafa maupun dari CARD MRI.

“Saya harap Dompet Dhuafa dapat berkembang lebih besar lagi dan juga semakin dekat dengan masyarakat,” tutup Carmen. (Dompet Dhuafa/Fajar)