JAKARTA – Proses penyembuhan penyakit tak hanya dapat dilakukan oleh tim medis, namun lebih dari itu, terapi spiritual juga diperlukan untuk proses penyembuhan seorang pasien. Hasil pertemuan psikiater dan konselor sedunia di Wina, Austria, pada Juni 2003 menyatakan tentang urgensi bimbingan rohani sebagai peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien.
Hal tersebut dipaparkan oleh Ahmad Shonhaji, Direktur Korps Dai Dompet Dhuafa dalam Seminar dan Pelatihan Bimbingan Rohani Pasien (BRP) dan Spiritual Power. Seminar yang diadakan oleh Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa tersebut bertajuk “Terapi Spiritual untuk Penanganan Holistik dalam Pelayanan Kesehatan Terpadu”.
Dalam seminar dan pelatihan itu Ahmad Shonhaji menjelaskan kesehatan spiritual sangat diperlukan bagi pasien karena perhatian merupakan proses penyembuhan yang efektif. “70 persen kesembuhan pasien adalah dari bimbingan spiritual,” ujar Ahmad dalam seminar yang digelar di Kopertais, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Seminar yang dihadiri oleh pegiat rohani pasien, tenaga medis, dan akademisi itu bertujuan untuk melatih para pembina rohani pasien dan atau tenaga medis dapat lebih peduli terhadap kebutuhan rohani para pasien. “Bimbingan rohani pasien sedikitnya dapat mengurangi keluh kesah pasien,” papar Shonhaji.
Seminar tersebut tak hanya dilakukan satu arah, beberapa peserta seminar juga turut berbagi kisah dengan pengalamannya selama menjadi rohaniawan untuk rumah sakit dan tenaga kerja. Menurut Widya, Perawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, bimbingan rohani untuk para pasien harus dilanggengkan untuk membantu para pasien sembuh secara jasmani maupun rohani.
Ahmad memaparkan, Dompet Dhuafa melalui LPM menjalankan program BRT untuk memenuhi kebutuhan rohani para pasien di rumah sakit. Tak hanya para pasien, lebih lanjut Ahmad menjelaskan, bimbingan rohani juga dibutuhkan oleh keluarga pasien. “Mereka juga butuh dikuatkan agar tetap tabah dalam merawat pasien,” jelas Shonhaji.
Saat ini Dompet Dhuafa telah bermitra dengan berbagai rumah sakit untuk menjalankan program BRT ini. Dari berbagai rumah sakit itu di antaranya adalah Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, Rumah Sakit PMI Bogor, Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, dan Rumah Sakit Umum Tangerang.
“Program ini sebagai bentuk ekspresi dakwah yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Karena tidak sedikit pasien yang berpindah keyakinan karena sakit,” ungkap Shonhaji, salah satu pembicara dalam seminar yang digelar pada Senin (15/6).
Kegiatan mengunjungi orang sakit sedang digencarkan oleh LPM Dompet Dhuafa untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam. “Volume kunjungan kita (Dompet Dhuafa) di rumah sakit menyasar pasien yang berada di kamar kelas 2 dan 3 karena mereka lebih membutuhkan,” imbuhnya.
Dengan adanya seminar ini Shonhaji berharap program Bimbingan Rohani Pasien Dompet Dhuafa dapat bermitra dengan lebih banyak rumah sakit agar daoat membantu pengobatan rohani para pasien. “Kini BRT tak hanya menjadi pelengkap kesembuhan pasien, lebih dari itu BRT juga menjadi penunjang kesembuhan pasien,” jelasnya. (Dompet Dhuafa/Gita)