Warsem (66), beserta Darim (30), sang anak, saat menerima bingkisan paket lebaran dari Tim LPM Dompet Dhuafa. (Foto: Uyang/Dompet Dhuafa)
Penglihatannya sudah tak setajam dulu lagi, lantaran penyakit katarak ‘setia’ hinggap di kedua mata yang penuh dengan sejuta harapan itu. Garis-garis kulitnya kian mengeriput, ditambah dengan kehidupan ekonominya berada dibawah garis kemiskinan, semakin memperjelas ketidakberdayaan yang tengah dirasakan Warsem (66), salah satu penerima manfaat Dompet Dhuafa, di kawasan Klender, Duren Sawit, Jakarta.
Tinggal di sebuah kontrakan kecil, nyaris tanpa ventilasi udara selama berpuluh-puluh tahun, telah lama dirasakan ibu dari 3 orang anak ini. Selain kemiskinan yang senantiasa menderanya, tekanan batin akibat permasalahan keluarga, seolah menambah kesedihan dalam kehidupannya.
“Sedih hati saya, anak perempuan saya tega nggak ngurusin saya. Sekarang saya udah tua kayak gini malah yang ngurusin anak laki-laki saya,” ungkapnya lirih.
Dalam kesehariannya, Warsem tinggal bersama kedua anak lelakinya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Darim (30), sang anak menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja serabutan sebagai buruh bangunan. Penghasilan yang diperolehnya memanglah tak seberapa, namun rasa syukur serta ikhtiar yang dilakukannya selama ini menjadi pemicu semangat untuk bangkit dari keterpurukan.
“Yang penting jangan sampe mengemis, minta belas kasihan orang lain. Selama saya masih mampu bekerja, saya akan berjuang untuk ibu saya,” ujar Darim gigih.
Dari penghasilan yang tidak menentu tersebut, Darim menuturkan, mampu mencukupi kebutuhan seperti membayar sewa kontrakan sebesar Rp 250 ribu setiap bulannya. Untuk kebutuhan makan sehari-hari, ia mengaku, terkadang hanya cukup untuk membeli kebutuhan makan satu kali.
“Kalo pas beli makan, lauknya udah seadanya aja. Masih syukur bisa makan. Kadang kalo upah dari hasil kerja sedikit cuma bisa makan sekali doang dalam sehari,” paparnya.
Meski mengalami berbagai macam cobaan dalam hidupnya, keluarga kecil Warsem tetap berusaha tersenyum dalam mengarungi kehidupan ini. Kelak suatu saat nanti, Warsem dan keluarga meyakini, cobaan hidup yang menerpanya saat ini akan berbuah manis dengan sebuah usaha dan doa yang senantiasa dilakukan.
Mendengar kegigihan dan semangat hidup yang luarbiasa yang ditunjukkan Warsem dan keluarga, sekaligus momentum bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) berupaya membantu kesulitan yang tengah menimpanya dengan memberikan bantuan paket bingkisan lebaran berupa sembako. Bantuan tersebut merupakan Program Social Safety Net yang dijalankan LPM Dompet Dhuafa.
Program Social Safety Net bagi keluarga yang terkulai ini adalah bentuk bantuan pangan bagi mustahik yang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Program ini bermitra dengan lembaga sosial keagamaan sebagai pensuplai data mustahik dan warung yang dikelola invidu sebagai pensuplai bahan pangan.
“Dengan berjalannya program ini maka tidak hanya mustahik yang sudah tidak berdaya yang dapat terbantu kebutuhan dasarnya, namun juga warung kecil yang ada di sekitar mustahik bisa juga diberdayakan,” ujar Fauzan, Penanggungjawab Program Social Safety Net LPM Dompet Dhuafa, Ahad (12/7).
Fauzan menambahkan, sejak 7 bulan terakhir program berjalan, sebanyak 150 mustahik telah memetik manfaat program yang telah menjangkau kawasan sekitar Jabodetabek ini.
“Program ini manfaatnya begitu besar bagi kaum dhuafa. Semoga mereka pun merasakan kebahagiaan atas bantuan yang diberikan Dompet Dhuafa untuk mereka. Salah satunya kepada ibu Warsem dan keluarga,” harapnya. (uyang)
#Ramadhan, Ambil Berkahnya
“22 tahun Dompet Dhuafa Tumbuh Bersama, mari bergandeng tangan wujudkan kemandirian”