Buka 2019, Dompet Dhuafa Laporkan Kinerja Lembaga

JAKARTA — Di tengah hiruk-pikuk pesta demokrasi, tentu tak boleh lupa akan kerja kemanusiaan. Mengingat kerja kemanusiaan memerlukan nafas panjang dalam membentang luas kebaikan. Setalah 2018, Indonesia diisi dengan estafet bencana, tentu sebagai insan yang tinggal di bumi gemah ripah loh jinawi ini, selalu sigap dengan kerja kemanusiaan.

Seperti halnya Dompet Dhuafa, yang sudah 25 tahun berkiprah di dunia filantropi Islam dan kemanusiaan, Tentu tak akan melupakan kerja-kerja kemanusiaan untuk sesama. Bahkan di 2019, Dompet Dhuafa mencoba membuka tahun dengan gelaran Public Expose. Bertempat di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta, pada Kamis (24/1/2019), Dompet Dhuafa melaporkan kinerja lembaga selama 2018, sebagai upaya trasparansi dan menjaga kredibilitas kepada publik, serta donatur.

Di usia perak, Dompet Dhuafa telah urun andil dan memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, pendidikan, kebencanaan, budaya maupun CSR. Melalui Public Expose, lembaga yang cikal bakal kelahirannya dari gagasan awak media tersebut, terus berupaya melaporkan layanannya maupun penghimpunan. Semua demi menjaga amanah para donatur, sekaligus terus mengajak masyarakat luas untuk menggulirkan kebaikannya bagi sesama.

Jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa dari 1993 hingga 2018 tercatat 19.13 Juta jiwa dari berbagai layanan, dan penghimpunan di 2018 mencapai Rp 312.50 Miliar. Sebanyak 2.151,802 juta jiwa sebaran Penerima Manfaat di 34 provinsi, dan 66.253 jiwa tersebar di 24 negara.

“Alhamdulillah, penghimpunan Dompet Dhuafa setiap tahunnya terus mengalami pertumbuhan. Tentu hal tersebut membawa sinyal positif bagi kami di Dompet Dhuafa untuk menggerakkan dan menjalankan kerja-kerja kemanusiaan, serta keberdayaan dhuafa,” ungkap drg. Imam Rulyawan MARS., selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantorpi, dalam pemaparannya di gelaran Public Expose.

Dalam perkembangannya, Dompet Dhuafa tidak saja mengelola dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) saja, tetapi juga mengelola dana kemanusiaan untuk bencana yang diakibatkan serangkaian peristiwa alam. Seperti contohnya dalam peristiwa gempabumi di Lombok dan Palu, masa recovery menjadi wujud kolaborasi, baik dengan stakeholder, pemangku kebijakan, maupun di internal Dompet Dhuafa sendiri. Di internal, di masa recovey kebencanaan, Dompet Dhuafa menghadirkan rumah sementara dan sejumlah fasilitas lainnya melalui DD Kontruksi yang merupakan unit bisnis dari Dompet Dhuafa Sosial Enterprise.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan Iwan Ridwan, selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Social Enterprise, “Kami akan selalu mendukung gerakan filatropi melalui usaha Social Enterprise, yang akan membangkitkan kebermanfaatan bagi masyarakat. Termasuk untuk korban di Lombok, Sulawesi Tengah, dan daerah lainnya, kami akan terus membantu hingga mencapai kemandirian sosial dan bangkit kembali”.

Tentu dengan kerja sama dan kolaborasi, dapat dengan cepat dan sigap dalam merespon berbagai bencana maupun peristiwa kemanusiaan, dalam semangat keberdayaan. Langkah 25 tahun bukanlah panjang jika kita tak bergandeng tangan untuk keberdayaan sesama. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)