Mengusung kemandirian pangan, Dompet Dhuafa membantu para petani dalam meningkatkan usaha pertaniannya. Dengan Pertanian Sehat Indonesia, Dompet Dhuafa membimbing para petani dalam menjalankan pertaniannya.
Perjalanan ke Cisolok
Sabtu dan Ahad kemaren, 20-21 Desember 2014, saya berkesempatan ikut Care Visit Agriculture Cisolok. Keberangkatan dari kantor pusat Dompet Dhuafa, daerah Ciputat sekitar jam 6 pagi. Perjalanan lancar padat. Kami mendapat macet di daerah Sukabumi cukup lama. Setelah memasuki daerah Cikidang, alhamdulillah lancar. Sepanjang jalan kami menikmati pemandangan alam yang sangat indah. Jalan berlekuk, bukit bergelombang, pohon-pohon berderet menjadi pandangan yang menyehatkan.
Ketika memasuki daerah Cisolok, mobil yang kami tunggangi sejenis elf, dihadang dua orang yang mengenakan pakaian batik. Untuk masuk daerah Cisolok, mereka meminta retribusi biaya sebesar Rp.70.000. Mereka mengaku bahwa retribusi tersebut resmi dari Dinas Departemen Pariwisata Sukabumi. Wallahu’alam
Untuk selanjutnya, kami beristirahat di salah satu tempat makan pinggiran pantai Pelabuhan Ratu. Selesai makan siang, shalat, dan istirahat, perjalanan dilanjutkan kembali.
Senja menyambut kedatangan rombongan care visit agriculture Dompet Dhuafa di Kasepuhan Sinar Resmi, Cisolok, Sukabumi. Udara segar kami hirup di kasepuhan yang asri dan teduh.
Kami disambut dengan ramah dan menyenangkan. Lesung dan halu bertalu dalam irama penyambutan. Sungguh sambutan yang luar biasa dari Kasepuhan Sinar Resmi. Setelah menikmati irama lesung, kami dipersilakan masuk ke imah gede. Aneka makanan khas Sinar Resmi tersaji, cemilan yang sangat enak.
Selanjutnya acara pembukaan dengan sambutan dari Abah Asep, ketua adat Kasepuhan Sinar Resmi, Ibu Donna dari Dompet Dhuafa, dan Ibu Ning dari Dompet Dhuafa Travel. Setelah itu kami berkenalan dan berbincang-bincang seperti teman yang sudah lama kenal. Keakraban langsung terjalin di antara kami, menambah teman dan saudara. Silaturahim memang menambah saudara dan menyambungkan persaudaraan.
Mengenal Kasepuhan Sinar Resmi
Kasepuhan Sinar Resmi, Cisolok, Sukabumi merupakan salah satu perkampungan yang masih memegang teguh adat budaya Sunda. Walau berada dalam lingkungan kemajuan teknologi, Kasepuhan Sinar Resmi tetap berada dalam tradisi dan budaya leluhur Sunda.
Ketika memasuki kampung Kasepuhan Sinar Resmi, mata kami disuguhi hamparan sawah di antara bukit-bukit yang menggunung. Rumah-rumah panggung dengan bilik-bilik bambu, atap berbahan injuk sebagai ciri tetap memegang budaya tradisi.
Bangunan-bangunan kecil yang berdampingan dengan bangunan besar atau imah, disebut leuit. Tempat menyimpan padi. Padi bukan hanya makanan pokok, tetapi padi memiliki filosofi dan identitas kuat bagi Kasepuhan Sinar Resmi.
Ketika alam dijadikan bagian dari hidup kita, maka kita akan bersinergi dengan alam itu sendiri. Demikian kata Abah Asep, ketua adat Kasepuhan Sinar Resmi.
Menghormati alam merupakan ciri khas dari Kasepuhan Sinar Resmi. Bersinergi dengan alam, maka kesejahteraan dan kemakmuran dapat dirasakan. Secara budaya, penanaman padi di Kasepuhan Sinar Resmi sangat berkaitan dengan alam sendiri, baik itu cuaca atau keadaannya.
Padi di Sinar Resmi merupakan padi unggulan yang memiliki gizi tinggi. Di sini, panen padi hanya setahun sekali. Penanaman padi dengan bibit dari daerah Kasepuhan Sinar Resmi sendiri melalui tahapan pembenihan selama 15 hari, kemudian penanaman di sawah selama 6 bulan. Maka tidak heran bila padi menjadi sesuatu yang berharga dan istimewa.
Secara mitologi, padi sendiri berkaitan dengan Dewi Sri Pohaci. Tradisi menghormati padi sebagai bentuk penghormatan kepada alam itu sendiri. Pesawahan di sini tidak menggunakan pupuk atau pestisida, tetapi menggunakan pupuk kandang. Bahasa kerennya bisa dibilang padi organik.
Setelah 6 bulan penanaman, padi kemudian dipanen. Cara panennya pun masih menggunakan anai, dengan memetik dari batangnya. Kemudian padi diikat dalam bentuk pocongan, dan setiap pocongan diperkirakan ada 3 kilo. Padi-padi yang diikat ini kemudian disimpan di dalam leuit yang ada dekat sawah selama dua bulan. Selanjutnya dibawa ke leuit yang ada dekat rumah. Sisa waktu dari masa panen, warga memanfaatkan sawah dengan beternak ikan selama lima bulan.
Bagi warga yang memiliki 50 pocong, maka satu pocong dikumpulkan di leuit Jimat. Leuit ini berfungsi sebagai penyimpanan yang diperuntukkan bagi masyarakat bila ada yang membutuhkan. Tidak hanya itu, dengan menghitung jumlah leuit Jimat, maka kita akan mengetahui kesejahteraan penduduk desa. Untuk saat ini, ada 3000 pocong padi di dalam leuit Jimat.
Bagaimana dengan hama padi? Kearifan lokal telah menjadikan hama sebagai sahabat. Memperlakukan para hama sama dengan penghormatan pada makhluk lainnya. Mereka merupakan bagian dari sistem alam. Karena alam sebagai bagian dari kehidupan manusia, ini menjadi titik tekan dalam pembelajaran. Menghormati dan menjaga alam.
Dalam hal budaya dan kesenian, bila musim panen telah berakhir, maka warga melakukan perayaan panen raya. Hiburan dan kesenian tampil sebagai ungkapan kegembiraan.
Namun demikian, Kasepuhan Sinar Resmi tidak menolak adanya teknologi. Setiap rumah sudah terpasang listrik, bahkan ada yang memiliki parabola dan TV kabel. Kemajuan teknologi sendiri dijadikan sarana untuk pengembangan wawasan dan pengetahuan.
Perpaduan kemajuan teknologi dengan memegang teguh tradisi dan budaya menjadi sinergi dalam menghadapi perkembangan zaman.
Selesai beristirahat dan makan malam, kami dihibur dengan kesenian tradisi Kasepuhan Sinar Resmi. Ada calung dan jaipongan. Hiburan yang sarat makna dan filosofi dalam setiap lagu dan geraknya.
Pertanian Sehat Indonesia dari Dompet Dhuafa untuk Kasepuhan Sinar Resmi
Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang bergerak dalam filantropi telah mengusung Pertanian Sehat Indonesia untuk membangun swasembada pangan atau kemandirian pangan Indonesia.
Pertanian Sehat Indonesia membantu para petani dalam mengelola pertaniannya, baik dalam infrastruktur atau manajemennya. Di Kasepuhan Sinar Resmi, Dompet Dhuafa membantu infrastruktur pertanian, seperti irigasi, leuit dan lesung. Demikian kata Bu Donna, selaku perwakilan dari Dompet Dhuafa.
Kerjasama ini sudah berlangsung 8 bulan. Melihat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Kasepuhan Sinar Resmi, maka Dompet Dhuafa akan membantu dalam pengembangan desa wisata agriculture.
Kreatifitas dan kerajinan para warga dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki, tidak berlebihan bila Dompet Dhuafa mendorong desa ini menjadi desa wisata agriculture.
Jalan-jalan ke Sawah
Memasuki hari kedua, setelah kami sarapan, kami diajak menelusuri pematang sawah untuk melihat sawah dari pengelolaan kerjasama antara Pertanian Sehat Indonesia Dompet Dhuafa dengan Kasepuhan Sinar Resmi.
Bagi yang tidak biasa berjalan di pematang sawah, akan sangat kesulitan. Jalan yang becek dan licin menjadi semakin terasa berat perjalanan. Walau sudah persiapan dengan sandal atau sepatu gunung, tetapi tetap keahlian berjalan di antara pematang sawah yang licin dan basah menjadi sukar. Berbeda dengan para warga penduduk Kasepuhan Sinar Resmi yang berjalan biasa tanpa kesukaran meski mereka membawa bibit padi atau kayu besar.
Perjalanan cukup jauh dari perkampungan menjadikan pelajaran bahwa dalam bertani itu harus bahagia. Semua proses pertanian yang lama, akan dirasa berat bagi orang yang putus asa. Padahal dalam bertani ada proses yang nantinya akan membawa nikmat saat menyantapnya. Penghargaan dan kenikmatan setiap suap nasi sebagai anugerah dari ilahi rabbi.
Setiap pertemuan ada perpisahan. Waktu dua hari terasa belum cukup bagi kami untuk mengeksplor keadaan Kasepuhan Sinar Resmi. Tetapi sangat jelas, Dompet Dhuafa telah berhasil dalam turut membantu pengembangan Kasepuhan Sinar Resmi dalam menjaga dan merawat alam serta budayanya.
Care visit agriculture Cisolok menjadi pembelajaran dan inspirasi untuk menghargai setiap apa yang didapatkan. Menghormati alam dengan menjaga dan memelihara alam sesuai sistemnya. Perjalanan yang sangat bermanfaat dan menginspirasi. Terima kasih.