CAUSEWAY BAY, HONG KONG — Layaknya sebuah hari raya, sebagian Kota Hong Kong dipenuhi berbagai aktivitas BMI (Buruh Migran Indonesia) yang dapat disaksikan sebagai curahan diri, semata-mata mendapatkan hiburan pada waktu liburnya. Gelar tenda kecil di Taman Victoria, Causeway Bay, untuk sekedar duduk senda gurau dan makan bersama, berdagang makanan atau pakaian, juga mengurus berbagai dokumen untuk keperluan hidup di Hong Kong.
Telah menjadi sebuah tradisi untuk berkumpul di taman tersebut pada setiap hari minggu bagi para komunitas masyarakat Indonesia, khususnya para BMI yang bekerja di Negeri Beton tersebut. Sembari melakukan video call untuk menghubungi kerabat atau sanak saudara di kampung halaman, mencurah rindu mengganti waktu untuk bertemu.
“Hari libur, mas, seminggu sekali. Jadi benar-benar kami manfaatkan untuk banyak hal,” aku Sri Ningtyas, salah satu BMI, pada Minggu, (19/5/2019). Mereka kompak berkumpul untuk menikmati hiburannya bersama-sama. Namun tidak semua BMI mendapatkan libur di akhir pekan, tidak sedikit pula mereka mendapat hak libur di antara Senin-Jumat.
Beberapa aktivitas lain juga mereka lakukan sebagai pengembangan diri atas hobi dan renjananya. Bersama komunitasnya, ada yang mengikuti pelatihan bela diri, seni menari dan tata rias, seni musik, maupun kasidah. Bahkan terdapat aktivitas seperti fotografi, menulis, menjahit, memasak, juga kerelawanan dan mengikuti kajian Islam. Namun berkumpulnya mereka dalam satu kajian dakwah untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa, dirasa sebuah pilihan bijak agar kelak menambah manfaat kebaikan dan saling berbagi.
“Jika tiba waktu libur mereka, kami juga tidak ikut libur. Bersama mereka, kami adakan ruang-ruang seperti pelatihan menjahit, memasak, bahkan kegiatan kerelawanan Dompet Dhuafa,” aku Imam Baihaqi, Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Hong Kong. Ia menuturkan, rangkaian aktivitasnya ada bersama kegiatan para BMI tersebut, khususnya di hari libur seperti ini.
“Melalui Dai dan Daiyah Cordofa yang ditugaskan di Hong Kong, Dompet Dhuafa berusaha terus merawat asa jalinan masyarakat Indonesia di sini, terutama dalam Ramadhan. Seperti yang terlihat di hari ini, selain kajian yang tersebar di beberapa tempat, ada juga Klinik Quran dan Dakwah On The Road,” ungkap Imam Baihaqi.
Hari itu, Dakwah On The Road dilakukan oleh Daiyah Cordofa, Ustadzah Kuni Afifah. Ia terlihat mengelilingi area taman dan menghampiri beberapa BMI di sana. Dakwah On The Road bermaksud untuk silaturahmi dan mengajak teman-teman BMI untuk menambah ilmu dan manfaat keagamaan dari waktu liburnya. Karena hampir semua BMI perempuan, maka dirasa tugas tersebut dilaksanakan oleh perempuan pula.
“Lebih kepada pengenalan bukan menceramahi. Saya lakukan dengan cara pendekatan layaknya teman agar lebih terasa kekeluargaannya. Saya hampiri satu-persatu, bahkan mereka sampai asik ngobrol dengan saya, tidak sedikit yang bercerita tentang keluh kesahnya pada saya. Barulah saya coba berikan solusi melihat Dompet Dhuafa, agar kelak dapat menjadi jawaban untuk menambah wawasan dan keluarga baru, juga tentu kebutuhan siraman rohaninya di Hong Kong,” tutur Ustadzah Kuni Afifah. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)