Dai Samudera, Berdakwah Di Tengah Gelombang Lautan

SEMARANG — Jika berdakwah biasanya dilakukan di mimbar masjid, televisi, dan tempat umum. Namun kali ini dakwahnya sedikit berbeda, walaupun juga berada di tempat umum, tetapi kapal PELNI menjadi pilihannya. Sebuah moda transportasi laut yang menghubungkan antar daerah maupun kepulauan di Indonesia.

Pada Minggu (27/11) Dompet Dhuafa melalui program Dai Samudera Corps Dai Dompet Dhuafa (CORDOFA), bekerjasama dengan PT. PELNI melepaskan para Dai di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Program ini bertujuan untuk mewarnai dakwah di kapal. Mengingat daya tempuh waktu yang relatif lama menjadi peluang untuk mengisi aktivitas dakwah bagi para penumpang.

Dai CORDOFA memberikan fasilitas kajian dan konsultasi keislaman, mengisi khutbah Jumat, menjadi imam shalat lima waktu, dan menyampaikan dakwah kepada penumpang secara umum selama perjalanan. Sedangkan Dai yang dikirim sudah mengikuti rangkain pelatihan dan memenuhi kualifikasi dari CORDOFA  Dompet Dhuafa Jawa Tengah.

Setiap kapal mengirimkan dua Dai Samudera dengan rute perjalanan Pulang Pergi (PP) dari pelabuhan Tanjung Emas, Semarang ke Kumai, Pontianak, dan Sampit. Kapal menjadi tempat curhat berbagai persoalan penumpang. Selain itu juga dibuka tanya jawab dan sosialisasi Zakat, Infak, sedekah dan Wakaf (ZISAWAF).

Uniknya, berdakwah di kapal adalah saat terjadi ombak besar saat melaksanakan shalat sambil goyang-goyang. Bahkan terkadang harus dengan duduk. Sedangkan arah kiblatnya selalu bergerak-gerak menyesuaikan arah perjalanan kapal.

“Tantangannya ketika mabuk laut atau pas banyak penumpang yang kadang tidak memperhatikan kewajiban shalat. Sehingga perlu Dai yang lebih banyak untuk mengingatkan,” ujar H. Genry Nuswantoro, Koordinator CORDOFA Jawa Tengah.  

Pimpinan Pondok Pesantren Saubari Bening Hati Semarang ini, berharap program terus bergulir dan diperluas jangkauannnya. Karena pernah ada takmir kapal menitipkan infak untuk Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Khoir)