JAKARTA — Siapa bilang semangat berbagi kebaikan untuk masyarakat sudah hilang? Siapa bilang kalau populasi manusia di dunia lebih banyak orang-orang yang tidak baik? Nyatanya masih banyak pegiat kemanusiaan di luar sana yang berjuang untuk umatnya masing-masing. Salah satunya organisasi berasal dari Bangladesh, Shishu Kallyan Trust (SKT).
Shishu Kallyan Trust merupakan salah satu organisasi di bawah wewenang Ministry of Primary and Mass Education, yang berjuang dalam bidang pendidikan untuk anak atau adik-adik yang kurang mampu (underprivileged). Organisasi tersebut berlokasi di Dhaka Bangladesh.
“Kesan orang-orang Indonesia bagi kami itu hangat, ramah, dan baik. Terutama di Dompet Dhuafa yang sedang kami kunjungi. Dompet Dhuafa sangat hebat, karena banyak melakukan kegiatan-kegiatan filantropis yang memiliki kesamaan dengan organisasi kami,” ujar Mr. Habibur Rahman, selaku Direktur Program Shishu Kallyan Trust dalam kunjungannya ke Dompet Dhuafa Kamis (20/6/2019).
Dompet Dhuafa sebagai pionir lembaga filantropi islam di Indonesia memiliki banyak program pemberdayaan pendidikan. Sebut saja SMART Ekselensia, Beastudi Indonesia, Makmal Pendidikan, Sekolah Guru Indonesia, dan masih banyak lagi program lainnya.
“Program Sekolah Guru merupakan program Dompet Dhuafa dalam membina setiap peserta baik dari latar belakang pendidikan maupun untuk memiliki kompetensi sebagai guru. Selain itu juga nantinya mereka akan ditempatkan di daerah-daerah terpencil untuk memberikan pengabdian selama kurang lebih setahun,” ujar Arif Rahmadi Haryono, selaku General Manager Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa Filantropi.
Salah satunya yang kesulitan yang dialami oleh pihak SKT ialah terkait tenaga pengajar. Belum lagi jumlah anak-anak yang keluar sekolah berdasarkan Unesco Institute For Statistic (UIS) sebanyak 753.254 penduduk (130.618 perempuan dan 622.637 lelaki) di 2017. Jumlah tersebut memperlihatkan penurunan ketimbang di 2010 sebanyak 841,508 anak. Begitu juga jumlah remaja yang keluar dari sekolah mengalami penurunan yakni di 2010 sebanyak 2,776,121 penduduk menjadi 995,129 di 2017. Artinya peran guru atau tenaga pendidik tidak terfokus di dalam sekolah saja sebagai institusi pendidikan. Melainkan juga harus melebarkan sayapnya dalam mendidik di luar lingkungan sekolah.
“Melalui kunjungan ini kami mendapatkan ide baru dan berencana menerapkan program serupa di negara kami. Salah satunya yang menyerupai Sekolah Guru, di mana kami mengirim guru ke luar ketimbang menerima guru ke sekolah-sekolah kami,” tutup Rahman. (Dompet Dhuafa/Fajar)