MAKASSAR, SULAWESI SELATAN — Pagi tadi, Sabtu (7/9/2019), bertempat di lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Dompet Dhuafa menerima penghargaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (DIKMAS), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penghargaan tersebut terkait peran Dompet Dhuafa sebagai yayasan yang peduli terhadap PAUD.
Sebagai yayasan filantropi islam, Dompet Dhuafa tergabung dalam Lembaga Mitra PAUD dan Dikmas Kategori DUDI/BUMN dan Ormas/Yayasan yang memiliki kontribusi membantu program pemerintah dalam meningkatkan pendidikan, khususnya nonformal. Selain Dompet Dhuafa, penghargaan tersebut juga diberikan kepada Komunitas 1001 Buku, Komunitas SEAD (Sobat Eksplorasi Anak Dalam) Jambi, dan YPAB (Yayasan Pemimpin Anak Bangsa).
Penyerahan penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy, pada perayaan Hari Aksara Internasional Ke-54 Tingkat Nasional, dan diterima langsung oleh Ahsin Aligori, manager pendidikan Dompet Dhuafa. “Alhamdulillah, Dompet Dhuafa mendapatkan penghargaan dari Kemdikbud RI untuk yayasan yang peduli terhadap pendidikan PAUD dan pengembangan literasi di sekolah dan masyarakat. Ini adalah hasil kerja keras teman-teman Dompet Dhuafa, khususnya tim program pendidikan yang menggawangi Sekolah Literasi Indonesia, PAUD, Taman Baca Masyarakat, Gemari Baca, PKBM, dan sekolah tapal batas,” jelas Ahsin Aligori, kepada tim Dompet Dhuafa melalui pesan singkat.
Pengembangan PAUD, merupkan salah satu bagian dari program pendidikan Dompet Dhuafa dari program Sekolah Literasi Indonesia (SLI). SLI sendiri merupakan program optimalisasi sekolah untuk mewujudkan model sekolah berbasis masyarakat yang berkonsentrasi pada peningkatan kualitas sistem instruksional (pembelajaran) dan pengembangan kultur sekolah.
Tujuan dari keberadaan SLI adalah mengembangkan kemandirian sekolah pada enam jenis keunggulan, yakni: (1) Kecakapan Literasi, (2) Efektivitas Pembelajaran, (3) Kepemimpinan Instruksional, (4) Lingkungan Belajar yang Kondusif, (5) Pembiasaan Karakter, dan (6) Efektivitas manajerial. SLI merupakan jawaban atas belum optimalnya upaya peningkatan kualitas sekolah yang ada di Indonesia. Baik dari sisi pengelolaan sekolah, pembelajaran, maupun outputnya. Penerima manfaat dari program tersebut adalah sekolah-sekolah masyarakat marginal.
“Terima kasih atas kepercayaannya kepada Dompet Dhuafa. Mohon doa dan dukungannya agar kami terus berkiprah dalam aksi nyata mencerdaskan anak bangsa,” tambah Ahsin. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)