JAKARTA — Gemerlap metropolitan menarik puluhan tenaga kerja berpendidikan dan terlatih, untuk meninggalkan daerah tertinggal menuju daerah maju. Tentu pergerakan tersebut dengan tujuan memperbaiki kehidupan dari sebelumnya.
Pada 2018, jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 133,17 juta jiwa laki-laki, dan 131,88 juta jiwa perempuan. Sehingga, dengan banyaknya jumlah warga Indonesia, juga mempengaruhi permasalahan dalam bidang ekonomi.
Sekitar 88 persen tenaga kerja Indonesia hingga kini pendidikan rendah, yaitu 41,8 persen hanya berpendidikan dasar (SD kebawah), dan 46,2 persen berpendidikan menengah (SMP dan SMA – SMK) dan 120 persen tenaga kerja yang berpendidikan tinggi (diploma dan Universitas). Untuk membahas problematika tersebut, Dompet Dhuafa menggelar diskusi publik terkait Realita Menuju Era Industri 4.0.
“Pada acara making Indonesia 4.0 ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari institusi pemerintah, asosiasi mengharapkan acara ini bisa memberikan arah dan strategi yang jelas bagi pergerakan industri Indonesia di masa yang akan datang,” ucap Moko, selaku Litbang teknologi Industri dan kekayaan Intelektual kementerian industri.
Dengan dampak kesenjangan upah yang semakin tinggi, latar belakang keluarga memainkan peran krusial dalam menentukan pendapatan pekerja muda. Tenaga kerja dengan pendidikan tinggi memadati kota-kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Tenaga kerja terdidik terkonsentrasi di kota-kota besar dengan biaya hidup yang mahal. Tentunya juga menyajikan pekerjaan yang membutuhkan keahlian tinggi.
Pada 2018, rata-rata upah perjam manajer dan supervisor di berbagai sektor mencapai Rp. 89 ribu, sedangkan tenaga usaha jasa di sektor jasa lainnya hanya sekitar 7%nya. Atau Sekitar Rp. 6 ribu. Di sini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan dengan upah tinggi mengharuskan keahlian dan keterampilan tinggi, dan hanya dapat diperoleh dari pendidikan tinggi.
“Diaspora Development merupakan program kerja sama Institut Kemandirian (IK) Dompet Dhuafa dengan sejumlah pihak. Melalui program tersebut, para peserta yang merupakan lulusan SMA sederajat akan menjadi tenaga kerja berketerampilan khusus di luar negeri, sekaligus menjalani kuliah jarak jauh dengan sistem on line,” jelas Verry Aria Firmansyah, selaku sosial enterprise Specialist. (Dompet Dhuafa/Fatjriz)