BOGOR — Nama-nama seperti Angkie Yudistia, Habibie Afsyah, Nick Vujicic, Arya Yoga Rudhita, Rully Roesli, Jessica Cox, Gufron Sakaril, I Wayan Tono, Bapak Untung dan Suparni Yati. Pasti sudah tidak asing di telinga. Mereka adalah orang-orang “terpilih.” Terpilih karena memiliki kondisi fisik yang sedikit berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Itu satu sisi. Namun di sisi lain, mereka-mereka semua adalah nama-nama orang yang memiliki prestasi.
Contoh lain juga ditemukan dalam program Disabilitas Mandiri yang digencarkan oleh Tokopedia dan Dompet Dhuafa pada pertengahan Juli ini. Ada Acep (39) dan Rusharmanto (53), dua orang dari 17 penerima manfaat program tersebut.
Acep, seorang ayah dua anak tersebut mengidap polio sejak kecil. Namun itu tidak meruntuhkan semangatnya untuk bekerja sebagai penjahit. Ia sendiri sudah memiliki mesin jahit yang merupakan hibah dari pemerintah. Kali ini ia menerima mesin obras dari program Disabilitas Mandiri.
“Alhamdulillah saya bersyukur, mesin obras tersebut dapat manfaat nanti kedepannya untuk usaha saya menjahit baju. Terima kasih pada donatur Tokopedia dan Dompet Dhuafa atas bantuan tersebut. Semoga Allah membalas kebaikan para donatur,” ujar Acep saat menerima mesin obras di kediamannya, Desa Tajur Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Rabu (10/7/2019) lalu.
Sehari-hari selain menjahit dia juga suka menerima pekerjaan lain alias kerja serabutan demi menghidupi keluarganya. Salah satunya pekerjaan yang ia terima adalah menggali sumur.
“Ya, alhamdulillah ada saja yang minta saya gali sumur. Lumayan untuk tambah-tambah penghasilan dan keperluan sehari-hari,” jelas Acep, kepada tim Dompet Dhuafa.
Lalu ada juga Rusharmanto yang kehilangan kaki akibat kecelakan yang menimpanya sekitar 13 tahun lalu. Sekarang ini dia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, berdagang sembako atau jajanan anak-anak di rumahnya. Dengan semangatnya yang tidak padam-padam, melalui program Disabilitas Mandiri, warung miliknya direnovasi dan dapat tambahan barang dagang.
“Warung saya atapnya sudah mulai rapuh dan penghasilan tiap harinya kadang tak mencukupi kebutuhan sehari-hari,” terang Rusharmanto, saat ditemui oleh tim di kediamannya yang berlokasi di Kampung Waru Jaya, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Bogor, pada Senin (22/7/2019) lalu.
Menurutnya setiap orang, entah dengan keterbatasan apapun, pasti mampu melakukan kebaikan dan berkontribusi pada masyarakat. Sehingga ia berharap melalui program tersebut mampu menginspirasi orang-orang untuk terus menebar kebaikan. Terus produktif dan berkarya. Terlepas apakah orang-orang tersebut penyandang disabilitas atau bukan. Karena pada dasarnya disabilitas bukan berarti tidak mampu melakukan apa-apa. Melainkan memiliki kemampuan yang berbeda (difability).
“Alhamdulillah dapat bantuan dari Tokopedia dan Dompet Dhuafa, semoga berkah dan insyaa Allah sangat berguna untuk usaha saya. Terima kasih pada donatur, semoga Allah terima segala kebaikannya,” aku Rusharmanto, yang juga aktif sebagai Relawan Komunitas Disabilitas di Kementerian Sosial RI. (Dompet Dhuafa/Fajar)