ALOR, NTT- Masih terbayang jelas dalam ingatan kita, ketika gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter mengguncang Alor, Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Gempa bumi tersebut berpusat di 8,20 LS 124,4 BT atau 28 km di TL Kabupaten Alor dengan kedalaman 89 km.
Akibat musibah yang terjadi, sebanyak 18 desa di 7 kecamatan mengalami berbagai macam dampak kerusakan. Dikabarkan, 1.468 rumah mengalami kerusakan (519 rusak berat, 193 rusak sedang dan 756 rusak ringan) dan 1200 KK kini kehilangan tempat tinggal. Selain itu, sebanyak 20 tempat ibadah dan 10 sekolah juga mengalami kerusakan.
Sepuluh sekolah yang mengalami kerusakan tersebut, kini terpaksa membuat anak-anak terdampak bencana meliburkan diri. Proses belajar mengajar pun semakin terhambat, membuat para siswa tertinggal materi pembelajaran. Atas kondisi tersebut, Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC), membangun sekolah darurat untuk SD Inpres Kaipera di Desa Tanglapui, Kabupaten Alor, NTT. Pembangunan sekolah dilakukan sejak 18 November lalu dan dihadiri oleh Bupati Alor, Amon Djobo.
“Alhamdulillah, proses pembangunan sekolah darurat SD Inpres Kaipera sudah mulai berlangsung. Diharapkan pembangunan sekolah ini berjalan lancar, sehingga anak-anak dapat segera kembali bersekolah,” Asep Beny, Direktur DMC Dompet Dhuafa pada Kamis (19/11).
”Selain pembangunan sekolah darurat, rencananya bantuan seperti peralatan tulis, peralatan kegiatan belajar mengajar, pembangunan fasilitas sanitasi akan segera direkomendasikan,” tambahnya.
Sejak bencana terjadi, Dompet Dhuafa telah menggulirkan berbagai bantuan di antaranya, distribusi 100 bantuan terpal di 3 desa yaitu Desa Tanglapui, Kolana Selatan dan Desa Padang Panjang. Distribusi bantuan pakaian untuk 100 keluarga di Desa Tanglapui. (Dompet Dhuafa/Uyang)