JAKARTA — Tahun silih berganti, negara selalu menunjukkan perubahannya dalam berbagai bidang. Baik ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sehingga tidak terlalu mengagetkan kalau negara Indonesia sedang masuk dalam pusaran arus perubahan yang terus-menerus. Sebuah perubahan yang mengharuskan setiap negara, masyarakat dan individu, menyesuaikan posisi dirinya di tengah perubahan tersebut. Dengan demikian, bertahan dan tidak tergerus arus perubahan tersebut merupakan satu-satunya pilihan. Salah satu contoh wujud perubahan yang terlihat jelas dalam kehidupan masyarakat ialah adanya teknologi yang semakin hari semakin canggih.
Canggih dalam artian bukan hanya dari segi kualitas dan kuantitas materi teknologi tersebut. Tetapi lebih luas dari itu, yakni canggih karena mampu memasuki hampir seluruh aspek-aspek kehidupan masyarakat dengan hadirnya teknologi: pesan tiket cukup melalui internet, menggalang petisi cukup melalui internet, menggalang donasi cukup melalui internet, mengirim lamaran pekerjaan juga cukup melalui internet.
Selain itu, dengan munculnya generasi millenial, kecenderungan karakter mereka berbeda dari orang-orang di era yang berbeda. Membuat mereka menjadi terlihat mencolok dan unik. Tidak jarang mereka disebut sebagai generasi-generasi yang mampu memberikan perubahan positif, kompetitif, kreatif dan intuitif.
Menyikapi hal tersebut, Dompet Dhuafa bersama Career Development Center Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (CDC FE UNJ) menggelar seminar karir yang bertajuk “Social Crowdfunding: Make Social Impact Through Digital Platform” di Aula Macftuha, Gedung Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta, pada Selasa (16/4/2019).
Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 63 peserta, dibuka dengan sambutan dari Herlitah, M.Ec.Dev, selaku Ketua CDC FE UNJ. Lalu lanjut disambung pengenalan tentang Dompet Dhuafa dan motivational speech dari Maya Sita Darlina S.Psi, M.Si, seorang Psikolog dan General Manager (GM) Human Capital & Knowledge Management Dompet Dhuafa.
Menurutnya ada perubahan orientasi perilaku yang ditunjukan oleh kaum millenial, yakni mereka lebih sering mencari makna hidup dengan bergelut diberbagai kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Ini merupakan salah satu aspek yang membuat mereka berbeda dari generasi-generasi sebelumnya.
“Sekarang ini orang lebih berusaha mencari ‘pemaknaan hidup’ dengan mewujudkan cita-cita dan passion mereka. Maka kejarlah cita-cita dan passion kalian,” ujar Maya Sita Darlina.
Tidak sampai di situ, dalam pemaparan materinya tentang Social Fundraising yang dibawakan oleh Muhammad Ihsan, selaku Head Of Digital Fundraising Dompet Dhuafa, juga menekankan betapa seorang pemuda, mahasiswa, generasi millenial merupakan salah satu hal yang menguntungkan. Mereka mampu menciptakan perubahan dan pergerakan yang terkadang sulit dilakukan oleh rakyat pada umumnya.
“Ada satu aspek fundamental yang harus diketahui dalam dunia marketing. Aspek tersebut adalah pemuda. Dengan menggaet pemuda, biasanya dapat menjadi penggerak segala sesuatu. Bahkan tidak jarang mampu membuat sesuatu dengan cepat viral,” ujar Muhammad Ihsan, dalam paparannya.
Seminar karir ditutup oleh hiburan yang menyoal kerelawanan dari Komika Stand Up Comedy Heri Hore, dan dilanjut dengan “walk in interview.” Selain memberikan kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi yang tertarik bergabung dengan Dompet Dhuafa. Hal tersebut juga diperuntukan bagi mahasiswa-mahasiswi yang belum tertarik bergabung dengan Dompet Dhuafa, tapi tertarik untuk mendapatkan tips dan trik tentang dunia pekerjaan. Salah satunya terkait tata cara interview pekerjaan yang baik dan benar. (Dompet Dhuafa/Fajar)