YOGYAKARTA — Merapi kembali menunjukan aktivitas erupsi pada Jumat (11/5) pagi. Pantauan dari Dompet Dhuafa Yogyakarta menunjukan bahwa sudah ada tindakan preventif yang dilakukan oleh pemerintah setempat seperti memulangkan para siswa sekolah, dan menutup jalur pendakian. Walaupun erupsi, kondisi perekonomian di sekitar lereng masih terpantau tidak terganggu.
“Sampai Jumat siang, masyarakat sekitar Merapi masih di rumah. Sekolah-sekolah sudah memulangkan semua muridnya. Aktivitas ekonomi juga masih berjalan. Mungkin lantaran himbauan aman terkait erupsi Freatik tersebut,” terang Bambang Edi Prasetyo, Manager Progam Dompet Dhuafa Yogyakarta, di sela kegiatan membagikan masker kepada masyarakat.
“Radius 5 Km dari Merapi memang sudah ditutup. Khususnya bagi para wisatawan pengunjung Merapi,” tambahnya.
Selain itu, pantauan Dompet Dhuafa menunjukan bahwa sudah tersedia beberapa pos pengungsian di beberapa balai desa di sekitar Gunung Merapi. Beberapa balai desa sudah disiagakan sebagai pos pengungsian, meski belum ada gelombang pengungsi terjadi.
Walau sudah terlihat debu vulkanik turun pagi tadi, pantauan terbaru pada sore hari, menunjukan sudah tidak ada lagi abu vulkanik yang turun. Begitu juga dengan kualitas udara di sekitar Merapi masih terhitung bersih. Namun, tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa sudah menyiapkan masker dan tetes mata sebagai langkah preventif bila terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Kualitas udara di sekitar Merapi (paling tidak radius 5 Km dari puncak) masih bagus. Abu sudah tidak turun. Meski demikian, abu yang tadi pagi sempat turun masih menempel di jalan, pepohonan, dan atap rumah. Tim LKC dan Dompet Dhuafa Jogja sudah menyiapkan masker serta tetes mata,” pungkas Bambang. (Dompet Dhuafa/Zulfarizal)