Dompet Dhuafa Turut Bangun Konsorsium untuk Hadirkan Sekolah Inklusi Di Palestina

JAKARTA — Kepedulian terhadap masyarakat Palestina kembali hadir dari kita semua di Indonesia. Kali ini hadir dari tiga lembaga filantropi besar Indonesia, yaitu Dompet Dhuafa, Human Initiative, dan Rumah Zakat. Ketiga lembaga tersebut menginisiasi pembangunan sekolah anak-anak Palestina di Yerusalem. Mengingat konflik di kawasan tersebut, telah memporak-porandakan fasilitas umum, salah satunya sekolah yang menjadi tempat anak-anak di sana, mendapatkan ilmu dan pendidikan layak. Berdasarkan data yang ada, saat ini anak-anak Palestina di Yerusalem, setidaknya membutuhkan sekitar 2.000 ruang kelas.

Melalui konsorsium, ketiga lembaga tersebut mengajak masyarakat Indonesia semua untuk turut berpartisipasi dalam program tersebut. Tentunya ajakan tersebut bertujuan untuk mengatasi krisis pendidikan bagi anak-anak Palestina, khususnya di Ras Al Mood, Yerusalem. Pembangunan tersebut meliputi pembelian gedung dan lahan, biaya renovasi, pembelian perabot, pengadaan fasilitas pendukung, serta biaya operasional lainnya, untuk menghidupkan kembali pendidikan di sana.

“Konsorsium dibentuk sebagai upaya kami di tiga lembaga ini, mengirimkan kepedulian kembali kepada masyarakat Palestina, khususnya di bidang pendidikan sebagai penyambung masa depan anak-anak di sana. Tentunya di konsorsium ini tidak hanya membangun unit sekolah saja, tetapi juga membantu operasional pendidikan di tahap awal selama setahun. Bangunan yang akan kami renovasi menjadi sekolah ini, terletak 700 meter dari Masjid Al Aqso (Al Quds),” ungkap Tomy Hendrajati, selaku PIC Konsorsium Sekolah Inklusi Indonesia di Yerusalem, yang juga merupakan President of Human Initiative, saat press conference di Kolega, Antasari, Jakarta, pada Kamis (14/2/2019).

Tomy menjelaskan lebih lanjut bahwa sekolah tersebut nantinya tidak hanya diperuntukkan untuk mereka yang mengalami cacat fisik saja, tetapi juga mereka yang berkebutuhan khusus. Dapat dikatakan, konsep yang dibawa adalah sekolah inklusi. Dari sekolah tersebut, nantinya akan ada sekitar 150 anak usia sekolah pada tingkatan dasar hingga menengah, yang akan ditampung di sekolahan tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Yuli Pujihardi, selaku perwakilan dari Dompet Dhuafa Filantropi yang juga merupakan Direktur Mobilisasi ZIS menambhakna bahwa, “Kami di konsorsium ini, sebenarnya sudah bergerak di bidang pendidikan di sejumlah negara. Tentunya kami mengajak masyarakat Indonesia semua untuk berpartisipasi dalam mewujudkan sekolah inklusi untuk anak-anak Palestina. Dana-dana yang terhimpun insyaa Allah akan kami kelola sebagai bentuk wakaf untuk masyarakat Palestina. Insyaa Allah manfaatnya banyak, terutama dalam memberikan pendidikan terbaik dan penyambung masa depan anak-anak di sana. Sekali lagi, mohon dukungan dan partisipasinya dari masyarakat Indonesia, ini adalah wujud kepedulian kita hadir di sana dalam wujud sekolah untuk mereka”.

Konsorsium ini adalah bagian dari kita, masyarakat Indonesia, dan layak untuk kita gerakkan bersama sebagai kepedulian untuk saudara di Palestina. Dengan bantuan sekolah ini, diharapkan dapat mengurai krisis pendidikan di Palestina. Tentunya juga mewujudkan sekolah pertama dari Indonesia untuk Palestina di Yerusalem. Mari kita dukung dan wujudkan bersama, program terbaik dari Indonesia, yaitu sekolah untuk Palestina.